Pengembangan dalam bidang pertanian untuk Indonesia Raya

Cari Disini

  • Pengertian Pemuliaan Tanaman

    Pemuliaan Tanaman dan Ruang Lingkupnya Contoh Pemuliaan Tanaman Pada Bunga Manusia dalam hidup dan kehidupannya mensyaratkan terpenuhinya tiga kebutuhan utaman yaitu pangan, sandang, dan papan.

  • Teknik Pemupukan Pada Tanama Padi

    Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan status hara dalam tanah, menyediakan dan menambahkan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman, serta meningkatkan produktivitas tanaman.

  • Proses Pengolahan Kelapa Sawit

    Dalam pengadaan agribisnis pada umumnya, ada empat subsistem ditambah factor pendukung yang harus diperhatikan.

  • Manfaat Air Kelapa Bagi Tanaman

    Selama ini air kelapa digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh kita, tapi tahukah sobat? Bahwa air kelapa banyak manfaatnya lho untuk tanaman.

  • Pengertian Agrowisata dan Beberapa Contoh Agrowisata

    Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal...

Sunday 25 October 2015

Biochar dari Limbah Tanah Untuk Meningkatkan Sifat Fisik Tanah

Para peneliti di Universidad Politécnica de Madrid telah memperoleh biochar hasil dari limbah kotoran, bahan baru yang dapat meningkatkan sifat-sifat tanah dan meningkatkan hasil panen.

Hasil dari kelompok penelitian Penilaian sumber daya dari Universidad Politécnica de Madrid menyarankan solusi optimal untuk mengelola kotoran dari ayam, sapi dan babi. Biochar, bahan yang diperoleh setelah perlakuan termal dari limbah ini melalui pirolisis, merupakan pupuk organik yang diterapkan di tanah dan tidak hanya memiliki efek positif pada hasil panen, tetapi juga merupakan penurunan yang signifikan dari emisi CO2 dibandingkan dengan aplikasi langsung dari limbah kotoran pada tanah.

Produksi sampah, baik dari sumber perkotaan, industri atau pertanian, merupakan masalah lingkungan yang utama dalam masyarakat kita. Bahkan, daur ulang/menggunakan kembali bahan baku dari limbah yang kita hasilkan adalah beberapa tantangan lingkungan yang kita hadapi saat ini. Uni Eropa memang investasi usaha dalam strategi untuk mempromosikan penggunaan sumber daya yang efisien.

Limbah ini mengandung pupuk, dan produksi telah meningkat selama beberapa tahun terakhir karena pertanian intensif dan telah digunakan secara tradisional di tanah sebagai amandemen organik. Namun, yang produksi volume tinggi dan generasi masalah lingkungan (eutrofikasi dan pencemaran air tanah karena konsentrasi tinggi nutrisi, produksi emisi metana dan bau) membuat diperlukan untuk mencari rute pengelolaan sampah lainnya. Hal ini menyoroti perlakuan panas melalui pirolisis untuk produksi skala besar dari biochar atau BioKarbon yang dapat didefinisikan sebagai bahan karbon yang diperoleh melalui perlakuan panas biomassa pada suhu rendah dan di bawah atmosfer inert.

Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Geologi dan Pertambangan Teknik dan Produksi Pertanian UPM menunjukkan bahwa biochar dihasilkan dari kotoran sapi, babi dan ayam merupakan pupuk organik dengan kandungan tinggi nutrisi, bahan organik stabil dan nilai-nilai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi. Hasil ini memberikan bukti dari efek positif dari menggunakan biochar sebagai pupuk pada tanah untuk hasil panen yang lebih baik.

Selain itu, hasil menunjukkan bahwa pirolisis limbah kotoran memiliki manfaat lingkungan tambahan lain seperti mengurangi pencucian hara tanah dan volume limbah kurang, penghapusan bau dan patogen dari bahan asli. Pirolisis limbah kotoran secara drastis dapat mengurangi emisi CO 2 dibandingkan dengan aplikasi langsung dari limbah kotoran ke tanah.

Demikian untuk artikel kali ini, semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk kita. Jangan lupa di share ya :)
sumber: www.scincedaily.com/releases/2015/05/150506084547.htm
Share:

Thursday 22 October 2015

Teknik Pemupukan Pada Tanaman Padi dengan Metode SRI

Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan status hara dalam tanah, menyediakan dan menambahkan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman, serta meningkatkan produktivitas tanaman. Pemupukan untuk menambahkan unsur hara dapat dilakukan dengan penyemprotan pupuk organik cair (POC) atau dapat juga disebut dengan MOL (mikroorganisme lokal). Penyemprotan MOL tidak hanya memberikan tambahan unsur hara ke dalam tanah, tetapi juga menambahkan kelimpahan bakteri pengurai ke dalam tanah untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan mengurai hara yang komplek menjadi lebih sederhana agar lebih cepat diserap oleh tanaman. Selain itu, penyemprotan MOL sebainya di arahkan ke tanah bukan ke tanaman.
Konsentrasi larutan dalam penyemprotan MOL diharapkan jangan terlalu pekat untuk menghindari terjadinya proses dekomposisi yang berlebihan pada tanah yang mengakibatkan akan menguningnya tanaman untuk sementara karena unsur N yang ada dipergunakan oleh bakteri pengurai untuk aktivitasnya. Proses dekomposisi yang berlebihan juga akan terjadi bila menggunakan pupuk kandang atau daun-daunan segar secara langsung ke sawah tanpa proses pengkomposan terlebih dahulu sehingga tidak baik bila diaplikasikan pada sawah yang sudah ada tanaman padinya. Tetapi resiko penggunaan MOL atau POC yang berlebihan atau terlalu pekat tetap akan jauh lebih ringan daripada penggunaan bahan kimia.
Interval penyemprotan MOL dilakukan setiap 10 hari sekali, dimana penyemprotan MOL kaya kandungan N dapat dilakukan pada usia tanaman padi 10 – 40 hari setelah tanam (HST) tetapi penyemprotan MOL kaya N juga dapat dilakukan kapanpun apabila diperlukan pada kondisi padi terlihat mengalami kahat/kekurangan N dengan gejala daun menguning. Penyemprotan MOL yang kaya P dan K sebanyak 2 atau 3 kali saat tanaman padi sudah memasuki usia sekitar 60 HST untuk memperbaiki kualitas pengisian gabah dengan interval penyemprotan setiap 10 hari.
Sehingga, penyemprotan dengan MOL dapat dilakukan sebagai berikut:
1). Penyemprotan I, dilakukan pada saat umur 10 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari daun gamal, rebung atau keong mas dengan dosis 20 liter/ha.
2). Penyemprotan II, dilakukan pada saat umur 20 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari daun gamal, rebung atau keong mas, dengan dosis 30 liter/ha.
3). Penyemprotan III, dilakukan pada saat umur 30 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari urine sapi, rebung atau keong mas, dengan dosis 30 liter/ha.
4). Penyemprotan IV, dilakukan pada saat umur 40 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari batang pisang, dengan dosis 30 liter/ha.
5). Penyemprotan V, dilakukan pada saat umur 50 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari serabut kelapa, dengan dosis 30 liter/ha.
6). Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 60 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari buah-buahan, sayur-sayuran atau nasi dengan dosis 30 liter/ha.
7). Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 70 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari buah-buahan, sayur-sayuran atau nasi, dengan dosis 30 liter/ha.
8). Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 80 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari terasi, dengan dosis 30 liter/ha.


Begitulah kira-kira teknik pemupukan dengan metode SRI, semoga ada pencerahan untuk mengembangkan kebutuhan pangan di Indonesia, khususnya di daerah para pembaca. Sekiranya bermanfaat, mohon di share ya :)
Terima kasih sudah berkunjung. 

Baca juga:  Prinsip Budidaya Padi dengan Metode SRI
Share:

Prinsip Budidaya Padi dengan Metode SRI (System of Rice Intensification)

Jarak Tanam 40 x 40 cm
Pemilihan metode budidaya padi secara SRI bisa menghasilkan produk akhir berupa beras  yang memiliki kualitas tinggi sebagai beras sehat karena dilakukan secara organik. Melalui metode ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik, demikian juga dengan produk akhir yang dihasilkan, yang notabene lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Adapun Prinsip-prinsip Budidaya Padi dengan Metode SRI adalah sebagai berikut :
  1. Tanam bibit muda berusia antara 7 – 12 hari setelah semai (HSS) ketika bibit masih berdaun 2 (dua) helai. Penggunaan bibit muda berkaitan dengan bahwa penggunaan bibit padi yang berumur 5 – 15 HSS menghasilkan pertumbuhan tanaman lebih cepat karena daya jelajah akar lebih jauh sehingga perkembangan akar menjadi maksimal pada akhirnya kebutuhan nutrisi tanaman tercukupi. Selain itu, penggunaan bibit berumur 10 hari, akan menghasilkan jumlah anakan maksimal 30 – 50 batang dalam setiap rumpunnya.
  2. Tanam tunggal atau tanam bibit satu lubang satu bibit. Penggunaan satu bibit per lubang tanam bermanfaat untuk mengurangi kompetisi serta meningkatkan potensi anakan produktif per rumpun.
  3. Jarak tanam lebar. Jarak tanam yang lebar dengan lebar, yaitu: 25 x 25 cm, 30 x 30 cm, 40 x 40 cm atau bahkan lebih. Penggunaan jarak tanam lebar bertujuan untuk meningkatkan jumlah anakan produktif. Penggunaan jarak tanam yang cukup lebar didasarkan pada kebutuhan makanan bagi tanaman, mendorong pertumbuhan akar secara maksimal, dan memaksimalkan sinar matahari yang masuk secara optimal. Selain itu, dengan menggunakan jarak tanam yang cukup, tanaman dapat tumbuh berkembang dengan baik dan menghasilkan produksi secara baik pula.
  4. Pindah tanam harus segera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal.
  5. Sistem pengairan intermitten atau sistem pengairan berselang. Pengairan teknik berselang, yaitu air di areal pertanaman diatur pada kondisi tergenang dan kering secara bergantian dalam periode tertentu, dimana pemberian air maksimum 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu dikeringkan sampai pecah. Padi merupakan tanaman tumbuh optimal pada tanah yang lembab dan becek sebagai syarat tumbuh. Untuk itu, tanaman padi sebenarnya tidak perlu air yang melimpah (penggenangan), namun juga tidak dalam situasi tanah kering. Dengan pengaturan air yang baik, akan terjaga aerasi tanah yang baik pula dimana aerasi yang baik adalah syarat tumbuh yang baik bagi tanaman padi. Apabila sawah selalu digenangi air maka aerasi (siklus udara dalam tanah) tidak masimal sehingga tanah menjadi asam.
  6. Penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2 - 3 kali dengan interval 10 hari.
  7. Penggunaan pupuk organik dan pestisida organik.
Demikian prinsip-prinsip yang ditanam dalam budidaya padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification), semoga bermanfaat!
Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa share ya :)
Baca juga : Hubungan Padi SRI dengan Padi Organik
Share:

Wednesday 21 October 2015

Definisi Penyerbukan Sendiri


Penyerbukan sendiri adalah proses penyerbukan (berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik) yang secara khusus terjadi pada bunga yang sama atau antar bunga yang berbeda tetapi dalam satu tanaman atau di antara bunga pada klon tanaman yang sama. Penyerbukan di antara tanaman-tanaman yang berasal dari perkembangbiakan suatu tanaman yang sama secara aseksual ataupun di antara tanaman dalam kelompok galur murni dengan komposisi genetik yang sama akan menghasilkan hasil yang sama dengan penyerbukan pada bunga dalam satu tanaman. Tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri disebut tanaman menyerbuk sendiri, umumnya penyerbukan terjadi ketika bunga belum mekar atau dalam kondisi tertutup yang disebut juga penyerbukan tertutup (kleistogami). 

Berikut daftar tanaman yang menyerbuk sendiri:
Gandum, padi, kedelai, tomat, kacang panjang, buncis, kacang tanah, kentang, wijen, tembakau, kapas, lada, jeruk.

1. Tembakau
Letak pollen (serbuk sari) tanaman tembakau dari kotak sari ke kepala putik dari bunga yang sama atau bunga yang berbeda tetapi pada tanaman yang sama akan saling berdekatan. Bunga tembakau tidak membuka sebelum terjadi penyerbukan. Butir tepungsari akan luruh sebelum membuka. Benangsari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah bunga tembakau membuka. Letak  putik yang lebih tinggi dari kepala sari juga merupakan terjadimya penyerbukan sendiri.
2. Kapas
Bunga kapas memiliki posisi anther yang lebih tinggi dari stigma, dan masa kemasakandan kesiapan kedua alat reproduksi yaitu putik dan benangsari yang bersamaan/hampir bersamaan. Susunan bunga yang berbeda menghalangi masuknya tepung sari tanaman lain kedalam sel telur dari bunga kapas. Benang sari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah bunga membuka, bisa terjadi pada bungahermaprodit dimana pada satu bunga terdapat putik dan benang sari.Putik memanjang segera setelahtepungsari masak. Jarak antara tepungsari dan putik tidak saling berjauhan. Benangsari menggelilingi putik sedangkan tepungsari luruh sebelum bunga membuka. Sehingga penyerbukan terjadi sebelum bunga kapas akan mekar.
3. Lada
Bunga lada merupakan bunga hermafrodit karena organ kelamin jantan dan organ kelamin betina pada lada terletak pada satu bunga yang sama. Jika dilihat dari bentuk bunga, organ kelamin jantan dan organ kelamin betina yang letaknya berdekatan maka bunga tersebut melakukan penyerbukan secara autogami (penyerbukan sendiri).
4. Kacang tanah
Bunga kacang tanah memiliki serbuk sari dan putik yang saling berdekatan tempatnya sehingga serbuk sari dari suatu bunga jatuh ke kepala putik bunga itu sendiri. Penyerbukan ini terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga lengkap , misalnya saja pada kacang tanah itu sendiri.
5. Jeruk 
Bunga berukuran besar; mahkota bunga berwarna mencolok dengan aroma khas; memiliki kelenjar madu; serbuk sari bersifat lengket (mudah melekat).

Share:

Hubungan Padi SRI dengan Padi Organik

Padi SRI
Beberapa praktek di berbagai negara menemukan bahwa metode SRI berhasil menekan serendah mungkin input produksi.  Hal ini sejalan dengan upaya para aktivis pertanian organik untuk mengolah tanah secara berkelanjutan. Hasilnya, ditemukan hubungan konservasi air pada sistem budidaya padi SRI dengan upaya konservasi tanah yang dianut pada budidaya padi organik. Saat ini, banyak para petani organik yang menerapkan budidaya padi dengan metode SRI.
Pola pertanian padi SRI organik merupakan perpaduan antara metode budidaya padi SRI yang pertamakali dikembangkan di Madagaskar, dengan metode budidaya padi organik dalam praktek pertanian organik. Metode ini akan meningkatkan fungsi tanah sebagai media tumbuh dan sumber nutrisi tanaman. Dengan sistem SRI organik daur ekologis akan berlangsung dengan baik karena memanfaatkan mikroorganisme tanah secara natural. Pada gilirannya keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan akan sellalu terjaga. Di sisi lain, produk yang dihasilkan dari metode ini lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan sehingga daur-daur ekologis dapat kembali berlangsung dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganisme tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk nutrisi tanaman. Melalui metode ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik, demikian juga dengan produk akhir yang dihasilkan, yang notabene lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Pemilihan metode budidaya padi organik secara SRI bisa menghasilkan produk akhir berupa beras organik yang memiliki kualitas tinggi sebagai beras sehat, dilihat dari beberapa aspek berikut:
- Aspek lingkungan, dengan menghilangkan penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dan manajemen penggunaan air yang terukur secara tidak langsung telah membantu mengkonservasi lingkungan.
-  Aspek kesehatan, bagi konsumen produk yang dihasilkan akan lebih sehat dan menyehatkan, karena tidak terkandung residu zat kimia berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia.
- Produktivitas tinggi, bagi produsen atau petani, penerapan metode ini bisa meningkatkan hasil panen yang pada giliranya menghasilkan keuntungan maksimal.
- Kualitas yang tinggi, produk  yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan produk konvensional, sehingga harganya pun tentunya akan lebih baik.

Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat! jangan lupa share ya :)
Share:

Tuesday 20 October 2015

Proses Pengolahan Kelapa Sawit


Dalam pengadaan agribisnis pada umumnya, ada empat subsistem ditambah factor pendukung yang harus diperhatikan, yaitu pengadaan dan penyaluran sarana produksi, budi daya pertanian, pengolahan, dan pemasaran, serta faktor pendukung yaitu lembaga penunjang agribisnis (pertanahan, keuangan, penelitian, dan lain-lain).
A. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input)
Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha jangka panjang.Kelapa sawit yang ditanam saat ini baru akandipanen beberapa tahun kemudian. Sebagai tanaman tahunan sangat perlu kita perhatikan jenis bibit dan lahan sebagai media tanam yang akan kita digunakan, sebab itu akan sangat berpengaruh terhadap produktvitas tanaman nantinya. Dalam subsistem ini ada dua hal yaitu pembibitan dan pembukaan lahan.
1. Pembibitan
-Bahan tanaman (jenis varietas)
Bahan tanaman kelapa sawit bisa berasal dari persilangan berbagai sumber (inter and intra specific crossing) dengan metode reciprocal recurrent selection (RRS). Di samping itu, bahan tanaman kelapa sawit unggul juga bisa dihasilkan dari pemuliaan pada tingkat molekuler yang diperbanyak secara vegetative dengan teknik kultur jaringan.
-Pertumbuhan bibit
Pertumbuhan awal bibit merupakan periode kritis yang sangat menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai pertumbuhan yang baik di pembibitan. Pertumbuhan dan vigor bibit tersebut sangat ditentukan oleh kecambahyang ditanam, mofologi kecambah, dan cara penanamannya.
-Persiapan pembibitan 
Persiapan pembibitan akan menentukan system pembibitan yang akan dipakai dengan  melihat keuntungan dan kerugian secara konprehensif. Selain menentukan system yang akan dipakai dalam pembibitan, kita juga perlu menentukan  areal pembibitan. Sebelum menentukan lokasi pembibitan, perlu dilakukan peninjauan ke lokasi rencana pembibitan, dengan tujuan yaitu untuk mengetahui sumber air yang terjamin.
Persiapan pembibitan utamanya membutuhkan waktu yang cukup lama sehiungga persiapannya harus di mulai serentak dengan mempersiapkan persemaian.
-Pemeliharaan pembibitan
Pemeliharaan pembibitan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan program pembibitan. Tanpa pemeliharaan yang baik, bibit yang unggul sekali pun tidak akan bisa mengekspresikan keunggulan dan semuanya akan menjadi sia-sia.
     a. Pemeliharaan persemaian 
Persemaian merupakan periode kritis seperti pada pemeliharaan bayi yang baru dilahurkan.Kecerobohan dalam pemeliharaan persemeian dapat menyebabkan kecambah mati. Pemeliharaan persemaian dengan cara: penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan, hama dan penyakit, dan seleksi semai.
     b. Pemelihara pembibitan utama 
Pemeliharaan pembibitan utama merupakan kelanjutan dari pemeliharaan di persemaian. Perawatan yang baik akan meningkatkan vigor bibit yang nantinya akan berdampak pada peningkatan produksi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan bibit utama yaitu: penyusunan dan pengisian polibag, alih-tanam (pemindahan ke kantong besar), penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan seleksi bibit.
2. Pembukaan lahan
Pembukaan lahan merupakan kegiatan yang dilakukan mulai dari perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan pembukaan lahan secara fisik.Membuka lahan merupakan pekerjaan teknis yang mudah, asalkan tersedia peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam pembukaan lahan diantaranya kesesuaian lahan yang akan dibuka tersebut untuk budi daya tanaman kelapa sawit. 
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam operasional pembukaan lahan sampai penanaman antara lain:
Membuat batasan areal yang akan dibuka.
Memilih lokasi bibitan dan memulai pembibitan.
Melakukan tender pembukaan lahan pada beberapa kontraktor.
Membuat surat perintah kerja kepada kontraktor yang dipilih.
Membuat batas blok-blok pekerjan dalam areal yang akan dibuka.
Membuat jalan utama (diikut dengan jalan pengumpul dan saluran air).
Menanam kelapa sawit.

B. Produksi primer (budidaya)
Produksi primer (budi daya) merupakan subsistem yang menentukan tingkat keberhasilan.Yang dimaksud ke dalam subsistem ini yaitu mulai dari penanaman, parawatan, sampai dengan produksi dan panen.
1. Penanaman
Penanaman merupakan aktivitas utama yang menentukan tingkat keberhasilan usaha suatu perkebunan.Umumnya, pola tanam kelapa sawit berbenyuk segi tiga sama sisi pada areal rata/datar sampai bergelombang. Sementara, pada areal berbukit dengan sudut kemiringan lebih dari 120, perlu bibuat teras kontur dengan jarak tanam sesuai dengan ketentuan.Panjang sisi (jarak tanam) harus dibuat seoptimal mungkin sehingga setiap individu tanaman mendapat ruang lingkungan serta sinar matahari yang memadai dan segaram untuk mendapatkan produksi per ha yang maksimal selama satu siklus hidup.
Kwalitas bibit merupakan faktor utama yang menentukan produksi per ha. Namun, tanpa penanaman yang benar dan perawatan yang berkelanjutan, bibit yang berkwalitas tetap tidak akan menghasilkan secara optimal. Dalam penanaman ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: waktu penanaman, persiapan tanam, pembuatan lubang tanam, pemupukan lubang tanam, dan penanaman kelapa sawit.
2. Perawatan
Perawatan juga menjadi suatu faktor utama yang menentukan hasil produktivitas tanaman.Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukuan terhadap tanaman kelapa sawit untuk memperoleh hasil yang maksimal.
-Pengolahan tajuk
Pengolahan tajuk yang tepat merupakan aspek kunci maksimalisasi produksi kelapa sawit.Efesiensi tajuk merubah radiasi sinar matahari menjadi karbohidrat.Pasokan karbohidrat untuk pertumbuhan vegetative dan generative ditentukan oleh ukuran luas permukaan hijau daun. Pengolaan tajuk direfleksikan dengan maksimalisasi indeks luas daun dengan pengaturan jarak tanam dan aktivitas tunas pokok. Penunasan pelepah muda pada bagian atas tajuk menyebabkan penurunan produksi yang lebih besar dibandingkan memotong pelepah tua.
-Pemupukan
Kemampuan lahan dalam menyiapkan unsure hara secara terus-menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas.Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyediaan hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsure hara melalui pemupukan.Pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kwalitas produk yang dihasilkan.
-Perlindungan tanaman 
Perlindungan tanaman merupakan suatu usaha untuk mempertahankan klimaks buatan dengan member energi, berupa tindakan pengedalian hama, penyakit, dan gulma.
3. Produksi dan panen
Tujuan dari penanaman kelapa sawit yaitu untuk menghasilkan produk yang optimal.Untuk mendapat produksi optimal,karakteristik dan factor-faktor yang mempengaruhi produksi harus dipahami dan diusahakan berada pada level yang optimal.
a. Produksi 
Biomassa kelapa sawit terbentuk melalui proses fotosintesis. Dalam proses ini, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) diubah menjadi karbohidrat (CH2O) dengan menggunakan radiasi matahari yang di serap melalui klorofil di dalam kloroplasma hijau daun. Karbohidrat digunakan oleh tanaman untuk mendukung keberadaan fungsi dirinya. Dalam membahas aspek produksi, tanaman mampu memenuhi semua asumsi-asumsi agronomi dan fisiologi, di mana tanaman mampu beradaptasi tehadap lingkungan sebagai tempat tumbuhnya serta mendapat cukup pasokan hara dan air tanpa ada gangguan hama dan penyakit. Salah satu factor pembatas produksi yaitu radiasi sinar matahari yang merupakan fungsi dari luasan permukaan daun. Hasil produksi yang akan dihasilkan tergantung dari proses sebelumnya yaitu penanaman dan perawatan tanaman.


b. Panen
Pekerjaan potong buah merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Dengan demikian, tugas utama personil di lapangan yaitu mengambil buah dari pokok pada tingkat kematangan yang sesuai dan mengantarkannya ke pabrik sebanyak-banyaknya dengan cara dan waktu yang tepat tanpa menimbulkan kerusakan pada tanaman. 

C. Pengolahan 
Pengolahan merupakan suatu proses mengubah bahan mentah (baku) menjadi bahan setengah jadi atau menjadi bahan jadi yang siap komsumsi. TBS yang telah dipanen dengan melalui tahap-tahap dan prosedur, kemudian diangkut menuju tempat pengolahan.TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya.Minyak dan inti yang dihasilkan dari PKS merupakan produksi setengah jadi.Minyak mentah atau crude palm oil (CPO, MKS) dan inti (kernel, IKS) harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya.
Stasiun proses pengolahan TBS menjadi MKS dan IKS umumnya terdiri dari stasiun utama dan stasiun pendukung. Stasiun utama berfungsi sebagai berikut:
Penerima buah (fruit reception).
Rebusan (sterilizer).
Pemipilan (stripper).
Pencacahan (digester) dan pengempaan (presser).
Pemurnian (clarifier).
Pemisahan biji dan kerner (kerner).
Sementara, stasiun pendukung berfungsi sebagai berikut:
Pembangkit tenaga (power).
Laboratorium (laboratory).
Pengolahan air (water treatment).
Penimbunan produk (bulking).
Bengkel (workshop).
Dengan adanya dan kerja sama yang baik antara kedua stasiun ini, TBS dapat diolah secara maksimal menjadi minyak mentah atau crude palm oil (CPO, MKS) dan inti (kernel, IKS) dan kemudian harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lain seperti minyak makan.

D. Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu produk yang dihasilkan oleh produsen kepada pengguna produk atau konsumen.Prospek pemasaran MKS sangat cerah karena tekanan permintaan terhadap minyak goreng yang berasal dari MKS terus meningkat karena meningkatnya jumlah penduduk dan GDP dunia.Di samping itu, prospek pemasaran MKS juga dipengaruhi pesatnya perkembangan industri yang berbasis bahan baku produk kelapa sawit.
Fluktuasi harga MKS pada saat ini lebih banyak disebabkan oleh goncangannya pasokan yang disebabkan oleh factor internal serta factor eksternal berupa tarikan harga pasaran dunia yang tinggi sehingga merangsang ekspor MKS dalam jumlah yang besar.Pembentukan harga MKS sangat ditentukan oleh situasi perdagangan di luar negeri.
Share:

Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit


Pembangunan ekonomi jangka panjang tidak selalu harus diarahkanpada sektor industri, tetapi dapat juga diarahkan pada sektor lain, seperti sektor pertanian dan sektor jasa yang meliputi perdagangan, transportasi, komunikasi, perbankan, dan lain-lain.
Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi Negara yang berkembamg seperti Indonesia, tidaklah dapat dihindarkan.Karena Indonesia beranjak dari Negara agraris menuju Negara industri yang maju, maka peranan sektor pertanian masih tetap mewarnai kemajuan sektor industri, karena itulah diperlukan suatu kondisi struktur ekonomi yang seimbang antara bidang bidang industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh.
Untuk itu kita perlu meningkatkan perekonomian melalui sektor pertanian. Agar ini tercapai, kita perlu adanya pelaku-pelaku disektor ini, terutama usaha-usaha pada pada bidang pertanian (agribisnis).
Perkebunan Kelapa Sawit
Perkembangan dan perubahan struktur ekonomi saat ini tidak dapat dipisahkan dari posisi agroindustri dan agro (agri)-bisnis, karena penampilan agribisnis akan sangat ditentukan oleh posisi agroindustri dalam masa sekarang dan masa mendatang dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi penampilan struktur ekonomi secara keseluruhan di masa mendatang.
Dalam pengembangan agribisnis, kita perlu memperhatikan komoditi yang akan menjadi target dalam menjalankannya dan mengetahui keadaan pasar. Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit bisa menjadi salah satu target, karena kelapa sawit memiliki peluang pasar yang tinggi. Pengembangan agribisnis kelapa sawit  idealnya dapat diarahkan pada agribisnis skala kecil sampai menengah di pedesaan dengan teknologi tepat guna, sehingga dapat membangun pasar dalam negeri yang berdaya-beli tinggi dan meningkatkan daya saing nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Agribisnis merupakan suatu usaha dalam bidang pertanian, baik mulai dari produksi, pengolahan, pemasaran atau kegiatan lain yang berkaitan. Usaha seperti ini sering dikaitkan dengan kegiatan ekspor, karena dengan ekspor maka berarti ada penambahan penerimaan devisa Negara dari agribisnis ini. 
Sistem agribisnis dikelompokkan menjadi empat subsistem kegiatan, yaitu pengadaan sarana produksi (agroindustri hulu), kegiatan produksi primer (budi daya), pengolahan (agroindustri hilir), dan pemasaran dengan dukungan oloh lembaga penunjang agribisnis.
Pengembangan agribisnis merupakan upaya pemerintah untuk masuk ke sektor industri tanpa memerlukan transpormasi tenaga kerja yang crucial dari sektor pertanian ke sektor (agro) industri. Transisi ini semakin penting karena kegiatan agribisnis dapat menyerap sebagian tenaga kerja di sektor pertanian tanpa memerlukan pelatihan yang bersifat khusus. Hal ini dapat terjadi karena tuntutan pekerjaan di sektor awal agroindustri masih relatif sama dan tidak begitu banyak berbeda dengan tuntutan pekerjaan di sektor budi daya tanaman. 
Dengan adanya agribisnis ini dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak, sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang akhirnya akan berdampak pada pengurangan tingkat pengangguran dan kemiskinan.

Share:
Powered by Blogger.

Anda Adalah Pengunjung Ke:

Cari Judul yang Asyik

?max-results="+numposts4+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts23\"><\/script>");

Contact Form

Name

Email *

Message *

Stay Connected

Popular Posts

Labels