Pengembangan dalam bidang pertanian untuk Indonesia Raya

Cari Disini

  • Pengertian Pemuliaan Tanaman

    Pemuliaan Tanaman dan Ruang Lingkupnya Contoh Pemuliaan Tanaman Pada Bunga Manusia dalam hidup dan kehidupannya mensyaratkan terpenuhinya tiga kebutuhan utaman yaitu pangan, sandang, dan papan.

  • Teknik Pemupukan Pada Tanama Padi

    Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan status hara dalam tanah, menyediakan dan menambahkan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman, serta meningkatkan produktivitas tanaman.

  • Proses Pengolahan Kelapa Sawit

    Dalam pengadaan agribisnis pada umumnya, ada empat subsistem ditambah factor pendukung yang harus diperhatikan.

  • Manfaat Air Kelapa Bagi Tanaman

    Selama ini air kelapa digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh kita, tapi tahukah sobat? Bahwa air kelapa banyak manfaatnya lho untuk tanaman.

  • Pengertian Agrowisata dan Beberapa Contoh Agrowisata

    Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal...

Showing posts with label Tips. Show all posts
Showing posts with label Tips. Show all posts

Saturday 4 April 2020

8 Cara Budidaya Cabai Rawit Agar Panen Melimpah


Cabai rawit adalah salah satu jenis sayuran favorit di Indonesia. Tak heran, bahwa cabai rawit di Indonesia banyak di produksi oleh para petani. Bahkan cabai rawit merah sangat digemari karena rasanya yang sangat pedas.

Cabai rawit sangat mudah ditanam di rumah. Cabai rawit juga dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi. Hampir semua jenis tanah cocok ditanami cabai. Namun yang paling baik adalah tanah humus yang kaya akan unsur hara.

Tanaman cabai rawit membutuhkan cahaya matahari yang cukup sepanjang hari. Jika kurang sinar matahari, tanaman akan tumbuh meninggi, daun dan batang lemas, umur panen lebih lama, serta produksi rendah.

Berikut Cara Menanam Cabai Rawit dikutip dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumbar, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan:

1. Siapkan Media Semai

Media yang dianjurkan untuk penyemaian adalah campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar dengan perbandingan 3:2:1. Untuk mencegah serangan penyakit, media semai terlebih dahulu disterilisasi. Sterilisasi dilakukan dengan mengukus media atau dengan menjemur di panas matahari. Kemudian didinginkan, dimasukan ke dalam wadah penyemaian, dan disiram.

Wadah semai yang bias digunakan antara lain polybag kecil, kantung plastik, daun pisang, nampan plastik, atau memanfaatkan gelas plastik bekas minuman yang diberi lubang.

2. Siapkan Benih Benih

Benih diambil dari pertanaman yang sehat, yakni yang berasal dari buah yang telah matang penuh dan sehat. Sebelum benih disemai, terlebih dahulu benih direndam dalam air hangat kuku (suhu 45-50 derajat celcius) selama 1 jam guna mempercepat tumbuhnya benih. Selain dengan air hangat, benih juga dapat direndam dalam larutan fungisida Previcur N dengan dosis 1-2 cc per liter air selama 1 jam. Fungsinya selain untuk mempercepat tumbuhnya benih juga untuk mencegah serangan jamur.

Selama perendaman, benih yang cacat dan yang mengapung dibuang. Setelah itu benih ditiriskan dan dikering anginkan di atas kertas koran agar tidak lengket di tangan saat menyemaikan.

3. Penyemaian

Benih disemai satu persatu dalam wadah semai yang sudah di isi media semai, dan ditutup dengan media semai halus dengan cara diayakan. Untuk mempertahankan kelembaban, persemaian ditutup dengan karung plastik atau goni atau daun pisang. Selama di pesemaian dilakukan penyiraman dengan memercikan air.

Umur 5-7 hari setelah semai, benih akan tumbuh. Tutup persemaian dibuka. Setelah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 helai, bibit dapat dipindahkan ke dalam pot atau polybag besar.

4. Media Tanam dan Penanaman

Media tanam untuk budidaya cabai rawit dalam pot atau polybag adalah campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1. Jika tanahnya padat, dapat ditambahkan sekam bakar atau sekam yang sudah lapuk dengan perbandingan antara tanah, pupuk kandang/kompos dan sekam, 3:2:1. Ukuran pot/polybag besar yang dianjurkan adalah 40x50 cm.

Penanaman atau pemindahan bibit dari polybag kecil ke polybag besar sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit mempunyai waktu yang cukup untuk beradaptasi pada malam hari. Bibit yang ditanam adalah yang telah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 lembar. Sebelum bibit ditanam atau dipindahkan, terlebih dahulu disiram dengan air sampai medianya jenuh. Selanjutnya bibit dikeluarkan dari wadah pembibitan dengan hati-hati dan ditanam pada pot/polybag besar. Media dijaga agar tidak pecah.

5. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menanam cabai rawit. Pemeliharaan harus dilakukan secara disiplin, di antaranya penyiraman, penyiangan, dan pemupukan.

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari jika tidak ada hujan. Penyiangan dilakukan sekali dua minggu dengan cara membuang rumput-rumput liar yang ada di dalam dan di sekitar pot/polybag.

Tunas samping serta sebagian daun yang tumbuh sampai dengan ketinggian 15 - 25 cm dari permukaan tanah dipangkas/dirempel. Pemangkasan bertujuan untuk menghindari percikan air penyiraman yang menempel pada bagian tanaman, batang menjadi kokoh dan kuat, pertumbuhan bagian atas tanaman lebih sempurna, dan sirkulasi udara lebih baik.

Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin menggunakan bahan yang kuat, seperti kayu, bambu atau bahan lainnya.

6. Pemupukan

Pupuk kimia diberikan setelah tanaman berumur 1 bulan. Pupuk yang diberikan adalah NPK. Kemudian larutan pupuk disiramkan pada tanaman sebanyak kurang lebih 200 ml per pot/polybag, satu kali dalam 10 hari.

Sebagai pupuk tambahan dapat juga diberikan air cucian beras, air cucian daging/ikan, pupuk cair (urine ternak), dan pupuk nabati seperti daun Titonia. Air cucian beras atau air cucian daging/ikan sebelum digunakan terlebih dahulu disaring. Urine ternak yang digunakan adalah yang sudah difermentasi.

7. Pengendalian Hama

Tantangan yang cukup berat dalam budidaya cabai adalah serangan hama dan penyakit atau OPT. Hama yang banyak menyerang tanaman cabai rawit antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu kebul, kutu daun, trips dan tungau. Penyakit yang banyak menyerang antara lain: Virus kuning, busuk buah Antraknos, Layu Fusaium, layu bakteri, bercak daun serkos poradan rebah kecambah.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu melakukan budidaya secara sehat yang diawali dengan pemilihan varietas tahan, benih yang bebas serangan OPT, perlakuan benih, sterilisasi media semai, penyiraman, sanitasi lahan dan pemupukan secara teratur, serta pengamatan rutin setiap pagi dan sore hari.

Pengamatan rutin pada pagi dan sore dilakukan karena umumnya hama menghinggapi tanaman pada pagi dan sore hari sampai malam. Jika ditemukan hama, langsung dilakukan pengendalian secara mekanik, yaitu dengan mengambil hama dan membunuhnya.

Selanjutnya disemprotkan pestisi dan abati atau bio pestisida, seperti minyak seraiwangi dengan dosis 1-3 cc/liter air yang ditambah dengan sedikit detergen. Pestisi dan abati lainnya bias dibuat dari daun sirsak, daun mindi, daun bengkuang, bayam duri, bunga kembang puku lempat, tembakau dan lain-lain.

8. Panen dan Pasca Panen

Panen cabai rawit dilakukan saat berumur sekitar 80-90 hari setelah tanam (HST), tergantung pada varietas dan ketinggian tempat umbuh. Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca cerah. Cabai rawit bisa dipanen setiap 1 minggu sekali. Jika budidaya dilakukan dengan benar, cabai rawit mampu berproduksi hingga 2 sampai 3 tahun.

Itulah cara menanam cabai rawit. Kamu pun dapat memperoleh hasil melimpah jika memperhatikan dengan benar cara menanam cabai rawit di atas. Selamat mencoba!

Share:

Thursday 22 October 2015

Teknik Pemupukan Pada Tanaman Padi dengan Metode SRI

Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan status hara dalam tanah, menyediakan dan menambahkan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman, serta meningkatkan produktivitas tanaman. Pemupukan untuk menambahkan unsur hara dapat dilakukan dengan penyemprotan pupuk organik cair (POC) atau dapat juga disebut dengan MOL (mikroorganisme lokal). Penyemprotan MOL tidak hanya memberikan tambahan unsur hara ke dalam tanah, tetapi juga menambahkan kelimpahan bakteri pengurai ke dalam tanah untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan mengurai hara yang komplek menjadi lebih sederhana agar lebih cepat diserap oleh tanaman. Selain itu, penyemprotan MOL sebainya di arahkan ke tanah bukan ke tanaman.
Konsentrasi larutan dalam penyemprotan MOL diharapkan jangan terlalu pekat untuk menghindari terjadinya proses dekomposisi yang berlebihan pada tanah yang mengakibatkan akan menguningnya tanaman untuk sementara karena unsur N yang ada dipergunakan oleh bakteri pengurai untuk aktivitasnya. Proses dekomposisi yang berlebihan juga akan terjadi bila menggunakan pupuk kandang atau daun-daunan segar secara langsung ke sawah tanpa proses pengkomposan terlebih dahulu sehingga tidak baik bila diaplikasikan pada sawah yang sudah ada tanaman padinya. Tetapi resiko penggunaan MOL atau POC yang berlebihan atau terlalu pekat tetap akan jauh lebih ringan daripada penggunaan bahan kimia.
Interval penyemprotan MOL dilakukan setiap 10 hari sekali, dimana penyemprotan MOL kaya kandungan N dapat dilakukan pada usia tanaman padi 10 – 40 hari setelah tanam (HST) tetapi penyemprotan MOL kaya N juga dapat dilakukan kapanpun apabila diperlukan pada kondisi padi terlihat mengalami kahat/kekurangan N dengan gejala daun menguning. Penyemprotan MOL yang kaya P dan K sebanyak 2 atau 3 kali saat tanaman padi sudah memasuki usia sekitar 60 HST untuk memperbaiki kualitas pengisian gabah dengan interval penyemprotan setiap 10 hari.
Sehingga, penyemprotan dengan MOL dapat dilakukan sebagai berikut:
1). Penyemprotan I, dilakukan pada saat umur 10 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari daun gamal, rebung atau keong mas dengan dosis 20 liter/ha.
2). Penyemprotan II, dilakukan pada saat umur 20 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari daun gamal, rebung atau keong mas, dengan dosis 30 liter/ha.
3). Penyemprotan III, dilakukan pada saat umur 30 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari urine sapi, rebung atau keong mas, dengan dosis 30 liter/ha.
4). Penyemprotan IV, dilakukan pada saat umur 40 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari batang pisang, dengan dosis 30 liter/ha.
5). Penyemprotan V, dilakukan pada saat umur 50 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari serabut kelapa, dengan dosis 30 liter/ha.
6). Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 60 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari buah-buahan, sayur-sayuran atau nasi dengan dosis 30 liter/ha.
7). Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 70 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari buah-buahan, sayur-sayuran atau nasi, dengan dosis 30 liter/ha.
8). Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 80 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari terasi, dengan dosis 30 liter/ha.


Begitulah kira-kira teknik pemupukan dengan metode SRI, semoga ada pencerahan untuk mengembangkan kebutuhan pangan di Indonesia, khususnya di daerah para pembaca. Sekiranya bermanfaat, mohon di share ya :)
Terima kasih sudah berkunjung. 

Baca juga:  Prinsip Budidaya Padi dengan Metode SRI
Share:

Tuesday 20 October 2015

Proses Pengolahan Kelapa Sawit


Dalam pengadaan agribisnis pada umumnya, ada empat subsistem ditambah factor pendukung yang harus diperhatikan, yaitu pengadaan dan penyaluran sarana produksi, budi daya pertanian, pengolahan, dan pemasaran, serta faktor pendukung yaitu lembaga penunjang agribisnis (pertanahan, keuangan, penelitian, dan lain-lain).
A. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input)
Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha jangka panjang.Kelapa sawit yang ditanam saat ini baru akandipanen beberapa tahun kemudian. Sebagai tanaman tahunan sangat perlu kita perhatikan jenis bibit dan lahan sebagai media tanam yang akan kita digunakan, sebab itu akan sangat berpengaruh terhadap produktvitas tanaman nantinya. Dalam subsistem ini ada dua hal yaitu pembibitan dan pembukaan lahan.
1. Pembibitan
-Bahan tanaman (jenis varietas)
Bahan tanaman kelapa sawit bisa berasal dari persilangan berbagai sumber (inter and intra specific crossing) dengan metode reciprocal recurrent selection (RRS). Di samping itu, bahan tanaman kelapa sawit unggul juga bisa dihasilkan dari pemuliaan pada tingkat molekuler yang diperbanyak secara vegetative dengan teknik kultur jaringan.
-Pertumbuhan bibit
Pertumbuhan awal bibit merupakan periode kritis yang sangat menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai pertumbuhan yang baik di pembibitan. Pertumbuhan dan vigor bibit tersebut sangat ditentukan oleh kecambahyang ditanam, mofologi kecambah, dan cara penanamannya.
-Persiapan pembibitan 
Persiapan pembibitan akan menentukan system pembibitan yang akan dipakai dengan  melihat keuntungan dan kerugian secara konprehensif. Selain menentukan system yang akan dipakai dalam pembibitan, kita juga perlu menentukan  areal pembibitan. Sebelum menentukan lokasi pembibitan, perlu dilakukan peninjauan ke lokasi rencana pembibitan, dengan tujuan yaitu untuk mengetahui sumber air yang terjamin.
Persiapan pembibitan utamanya membutuhkan waktu yang cukup lama sehiungga persiapannya harus di mulai serentak dengan mempersiapkan persemaian.
-Pemeliharaan pembibitan
Pemeliharaan pembibitan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan program pembibitan. Tanpa pemeliharaan yang baik, bibit yang unggul sekali pun tidak akan bisa mengekspresikan keunggulan dan semuanya akan menjadi sia-sia.
     a. Pemeliharaan persemaian 
Persemaian merupakan periode kritis seperti pada pemeliharaan bayi yang baru dilahurkan.Kecerobohan dalam pemeliharaan persemeian dapat menyebabkan kecambah mati. Pemeliharaan persemaian dengan cara: penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan, hama dan penyakit, dan seleksi semai.
     b. Pemelihara pembibitan utama 
Pemeliharaan pembibitan utama merupakan kelanjutan dari pemeliharaan di persemaian. Perawatan yang baik akan meningkatkan vigor bibit yang nantinya akan berdampak pada peningkatan produksi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan bibit utama yaitu: penyusunan dan pengisian polibag, alih-tanam (pemindahan ke kantong besar), penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan seleksi bibit.
2. Pembukaan lahan
Pembukaan lahan merupakan kegiatan yang dilakukan mulai dari perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan pembukaan lahan secara fisik.Membuka lahan merupakan pekerjaan teknis yang mudah, asalkan tersedia peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam pembukaan lahan diantaranya kesesuaian lahan yang akan dibuka tersebut untuk budi daya tanaman kelapa sawit. 
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam operasional pembukaan lahan sampai penanaman antara lain:
Membuat batasan areal yang akan dibuka.
Memilih lokasi bibitan dan memulai pembibitan.
Melakukan tender pembukaan lahan pada beberapa kontraktor.
Membuat surat perintah kerja kepada kontraktor yang dipilih.
Membuat batas blok-blok pekerjan dalam areal yang akan dibuka.
Membuat jalan utama (diikut dengan jalan pengumpul dan saluran air).
Menanam kelapa sawit.

B. Produksi primer (budidaya)
Produksi primer (budi daya) merupakan subsistem yang menentukan tingkat keberhasilan.Yang dimaksud ke dalam subsistem ini yaitu mulai dari penanaman, parawatan, sampai dengan produksi dan panen.
1. Penanaman
Penanaman merupakan aktivitas utama yang menentukan tingkat keberhasilan usaha suatu perkebunan.Umumnya, pola tanam kelapa sawit berbenyuk segi tiga sama sisi pada areal rata/datar sampai bergelombang. Sementara, pada areal berbukit dengan sudut kemiringan lebih dari 120, perlu bibuat teras kontur dengan jarak tanam sesuai dengan ketentuan.Panjang sisi (jarak tanam) harus dibuat seoptimal mungkin sehingga setiap individu tanaman mendapat ruang lingkungan serta sinar matahari yang memadai dan segaram untuk mendapatkan produksi per ha yang maksimal selama satu siklus hidup.
Kwalitas bibit merupakan faktor utama yang menentukan produksi per ha. Namun, tanpa penanaman yang benar dan perawatan yang berkelanjutan, bibit yang berkwalitas tetap tidak akan menghasilkan secara optimal. Dalam penanaman ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: waktu penanaman, persiapan tanam, pembuatan lubang tanam, pemupukan lubang tanam, dan penanaman kelapa sawit.
2. Perawatan
Perawatan juga menjadi suatu faktor utama yang menentukan hasil produktivitas tanaman.Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukuan terhadap tanaman kelapa sawit untuk memperoleh hasil yang maksimal.
-Pengolahan tajuk
Pengolahan tajuk yang tepat merupakan aspek kunci maksimalisasi produksi kelapa sawit.Efesiensi tajuk merubah radiasi sinar matahari menjadi karbohidrat.Pasokan karbohidrat untuk pertumbuhan vegetative dan generative ditentukan oleh ukuran luas permukaan hijau daun. Pengolaan tajuk direfleksikan dengan maksimalisasi indeks luas daun dengan pengaturan jarak tanam dan aktivitas tunas pokok. Penunasan pelepah muda pada bagian atas tajuk menyebabkan penurunan produksi yang lebih besar dibandingkan memotong pelepah tua.
-Pemupukan
Kemampuan lahan dalam menyiapkan unsure hara secara terus-menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas.Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyediaan hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsure hara melalui pemupukan.Pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kwalitas produk yang dihasilkan.
-Perlindungan tanaman 
Perlindungan tanaman merupakan suatu usaha untuk mempertahankan klimaks buatan dengan member energi, berupa tindakan pengedalian hama, penyakit, dan gulma.
3. Produksi dan panen
Tujuan dari penanaman kelapa sawit yaitu untuk menghasilkan produk yang optimal.Untuk mendapat produksi optimal,karakteristik dan factor-faktor yang mempengaruhi produksi harus dipahami dan diusahakan berada pada level yang optimal.
a. Produksi 
Biomassa kelapa sawit terbentuk melalui proses fotosintesis. Dalam proses ini, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) diubah menjadi karbohidrat (CH2O) dengan menggunakan radiasi matahari yang di serap melalui klorofil di dalam kloroplasma hijau daun. Karbohidrat digunakan oleh tanaman untuk mendukung keberadaan fungsi dirinya. Dalam membahas aspek produksi, tanaman mampu memenuhi semua asumsi-asumsi agronomi dan fisiologi, di mana tanaman mampu beradaptasi tehadap lingkungan sebagai tempat tumbuhnya serta mendapat cukup pasokan hara dan air tanpa ada gangguan hama dan penyakit. Salah satu factor pembatas produksi yaitu radiasi sinar matahari yang merupakan fungsi dari luasan permukaan daun. Hasil produksi yang akan dihasilkan tergantung dari proses sebelumnya yaitu penanaman dan perawatan tanaman.


b. Panen
Pekerjaan potong buah merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Dengan demikian, tugas utama personil di lapangan yaitu mengambil buah dari pokok pada tingkat kematangan yang sesuai dan mengantarkannya ke pabrik sebanyak-banyaknya dengan cara dan waktu yang tepat tanpa menimbulkan kerusakan pada tanaman. 

C. Pengolahan 
Pengolahan merupakan suatu proses mengubah bahan mentah (baku) menjadi bahan setengah jadi atau menjadi bahan jadi yang siap komsumsi. TBS yang telah dipanen dengan melalui tahap-tahap dan prosedur, kemudian diangkut menuju tempat pengolahan.TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya.Minyak dan inti yang dihasilkan dari PKS merupakan produksi setengah jadi.Minyak mentah atau crude palm oil (CPO, MKS) dan inti (kernel, IKS) harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya.
Stasiun proses pengolahan TBS menjadi MKS dan IKS umumnya terdiri dari stasiun utama dan stasiun pendukung. Stasiun utama berfungsi sebagai berikut:
Penerima buah (fruit reception).
Rebusan (sterilizer).
Pemipilan (stripper).
Pencacahan (digester) dan pengempaan (presser).
Pemurnian (clarifier).
Pemisahan biji dan kerner (kerner).
Sementara, stasiun pendukung berfungsi sebagai berikut:
Pembangkit tenaga (power).
Laboratorium (laboratory).
Pengolahan air (water treatment).
Penimbunan produk (bulking).
Bengkel (workshop).
Dengan adanya dan kerja sama yang baik antara kedua stasiun ini, TBS dapat diolah secara maksimal menjadi minyak mentah atau crude palm oil (CPO, MKS) dan inti (kernel, IKS) dan kemudian harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lain seperti minyak makan.

D. Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu produk yang dihasilkan oleh produsen kepada pengguna produk atau konsumen.Prospek pemasaran MKS sangat cerah karena tekanan permintaan terhadap minyak goreng yang berasal dari MKS terus meningkat karena meningkatnya jumlah penduduk dan GDP dunia.Di samping itu, prospek pemasaran MKS juga dipengaruhi pesatnya perkembangan industri yang berbasis bahan baku produk kelapa sawit.
Fluktuasi harga MKS pada saat ini lebih banyak disebabkan oleh goncangannya pasokan yang disebabkan oleh factor internal serta factor eksternal berupa tarikan harga pasaran dunia yang tinggi sehingga merangsang ekspor MKS dalam jumlah yang besar.Pembentukan harga MKS sangat ditentukan oleh situasi perdagangan di luar negeri.
Share:
Powered by Blogger.

Anda Adalah Pengunjung Ke:

Cari Judul yang Asyik

?max-results="+numposts4+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts23\"><\/script>");

Contact Form

Name

Email *

Message *

Stay Connected

Popular Posts

Labels