Pengembangan dalam bidang pertanian untuk Indonesia Raya

Cari Disini

  • Pengertian Pemuliaan Tanaman

    Pemuliaan Tanaman dan Ruang Lingkupnya Contoh Pemuliaan Tanaman Pada Bunga Manusia dalam hidup dan kehidupannya mensyaratkan terpenuhinya tiga kebutuhan utaman yaitu pangan, sandang, dan papan.

  • Teknik Pemupukan Pada Tanama Padi

    Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan status hara dalam tanah, menyediakan dan menambahkan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman, serta meningkatkan produktivitas tanaman.

  • Proses Pengolahan Kelapa Sawit

    Dalam pengadaan agribisnis pada umumnya, ada empat subsistem ditambah factor pendukung yang harus diperhatikan.

  • Manfaat Air Kelapa Bagi Tanaman

    Selama ini air kelapa digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh kita, tapi tahukah sobat? Bahwa air kelapa banyak manfaatnya lho untuk tanaman.

  • Pengertian Agrowisata dan Beberapa Contoh Agrowisata

    Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal...

Friday 1 May 2020

Pengertian Agrowisata dan Beberapa Contoh Agrowisata

Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.


Potensi objek wisata dapat dibedakan menjadi objek wisata alami dan buatan manusia. Objek wisata alami dapat berupa kondisi iklim (udara bersih dan sejuk, suhu dan sinar matahari yang nyaman, kesunyian), pemandangan alam (panorama pegunungan yang indah, air terjun, danau dan sungai yang khas), dan sumber air kesehatan (air mineral, air panas). Objek wisata buatan manusia dapat berupa falitas atau prasarana, peninggalan sejarah dan budidaya, pola hidup masyarakat dan taman-taman untuk rekreasi atau olah raga.


Objek agrowisata yang telah berkembang dan tercatat dalam basis data DIrektorat Jenderal Pariwisata 1994/1995 terdapat delapan propinsi yaitu Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Objek agrowisata umumnya masih berupa hamparan suatu areal usaha pertanian dari perusahaan-perusahaan besar yang dikelola secara modern/ala Barat dengan orientasi objek keindahan alam dan belum menonjolkan atraksi keunikan/spesifikasi dari aktivitas lokal masyarakat.

 

Di antara objek wisata agrowisata tersebut seperti berikut:

 

a) Kebun Raya Bogor



Kebun Raya Bogor didirikan 18 Mei 1817 yang semula bernama Islands Plantentuin te Buitenzorg. Pengelolaannya kini di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoneia (LIPI) yang menitikberatkan pada bidang pendidikan dan penelitian daripada untuk rekreasi. Kebun Raya Bogor dengan luas 87 hektare berfungsi untuk melestarikan tumbuh-tumbuhan secara ex situ (memindahkan tanaman dari tempat asalnya ke tempat baru dengan dibuat sesuai dengan tempat asalnya). Tahun 1995 koleksi Kebun Raya Bogor berjumlah 4.300 jenis tanaman dari Indonesia, kawasan tropis Asia, Austaralia, Amerika, dan Afrika yang penataannya dikelompokkan berdasarkan asal, habitat, dan famili tanaman. Selain itu kebun raya Bogor juga menyedikan pelayanan informasi ilmiah, seperti adanya paket wisata flora siswa bagi pelajar dan mahasiswa. Kebun Raya Bogor merupakan pusat Kebun Raya yang membawahi 3 cabang Kebun Raya, yaitu Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Raya Eka Karya Bali (LIPI, 2005).

 

b) Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta

Taman ini lokasinya berdekatan dengan Taman Mini indonesia Indah (TMII). Pengunjung dapat menikmati keindahan berbagai jenih anggrek dalam kaveling-kaveling khusus. Taman ini juga menawarkan paket khusus budi daya anggrek bagi mereka yang berminat dan sarana penelitian untuk pengembangan budidaya tanaman anggrek. Selain di Jakarta, Taman Anggrek juga tedapat di daerah Bedugul, Bali yang menjual berbagai jenis anggrek. Pengunjung yang datang juga diberi keranjang dan gunting untuk memetik sendiri bunga yang dipilihnya.

 

c) Taman Bunga Nusantara, Cipanas, Jawa Barat

Taman Bunga Nusantara yang dibuka September 1995 dengan luas kawasan 35 hektare. Lahan 25 hektare untuk tanaman hias dan berbagai macam pohon dengan koleksi lebih dari 300 varietas yang dikumpulkan dari berbagai benua. Di taman ini terdapat tempat khusus yang ditanami jenis tanaman tertentu, seperti taman mawar, taman bougenvill, dan taman palem. Pengunjung yang ingin membawa oleh-oleh berupa bunga potong juga dapat membeli di showroom PT Alam Indah Bunga Nusantara yang letaknya bersebelahan. Untuk kegiatan para profesional, pelajar, dan mahasiswa, pihak taman bunga nasional juga menawarkan kegiatan seperti workshop atau seminar.

 

d) Taman Buah Mekarsari (TBM), Cileungsi, Jawa Barat.

Taman Buah Mekarsari diresmikan Oktober 1995. Tujuan pembangunan TBM adalah menciptakan kebun hortikultura dengan teknologi canggih sebagai kebun percobaan, kebun produksi, dan objek agrowisata. TBM memiliki lahan 264 hektare dengan rancangan pola tanam menyerupai bentuk daun lamtorogung, yang dianggap sebagai tanaman serba guna dan sebagai pelestari lingkungan hidup. Di TBM juga disajikan cara bertanam buah untuk masa depan yang dikenal dengan istilah tabulampot. Kini TBM mengoleksi 41 famili yang terdiri dari 143 jenis tanaman dengan 455 varietas. Koleksi tanaman tersebut mencakup 30 varietas jeruk, 19 varietas rambutan, 16 varietas belimbing, 28 varietas pisang, 44 varietas durian, dan 27 varietas mangga dengan menerapkan dengan sistem pertanian modern.

 

e) Oceanarium

Objek agrowisata perikanan yang terdapat di Indonesia adalah Sea World yang memiliki oceanarium, berlokasi di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Oceanarium ini mulai beroperasi Mei 1994 yang menyajikan kehidupan alam di bawah laut dan aneka ragam hewan laut seperti hiu, ikan pari, penyu, dan ratusan jenis ikan yang dapat dilihat melalui terowongan pada kolam raksasa yang terbuat dari kaca.

 

f) Taman Akuarium Air Tawar (TAAT)

Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) diresmikan April 1994 berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), TAAT dibangun dengan gedung berbentuk lingkaran yang terdiri dari dua lantai seluas 5.500 M2 dengan atap berbentuk kubah berwarna hijau. Di TAAT terdapat keanekaragaman hayati ikan dan biota air tawar nusantara yang ditempatkan di akuarium geografik, dengan jumlah koleksi 240 buah akuarium dan kolam yang menampung 7.500 ikan yang terdiri dari 450 jenis.

 

g) Taman Burung TMII

Taman burung ini berlokasi di TMII Jakarta dengan luas taman 6 hektare dan memiliki 267 jenis burung yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan 16 jenis burung yang bukan asli Indonesia. Tahun 1995 koleksi burung di taman ini mencapai 5.134 ekor. Di taman burung ini terdapat dua rangkaian kubah, yaitu kubah barta yang menjadi tempat jenis-jenis burung dari Indonesia Barat dan kubah timur yang berisi koleksi burung dari kawasan Indonesia Timur. Bahkan terdapat juga auditorium yang menyajikan film tentang burung.

 

h) Taman Anggrek Ragunan

Taman anggrek Ragunan (TAR) merupakan aset Pemda DKI Jakarta dengan luas lahan sekitar 5 ha, dikelola oleh Dinas Pertanian DKI Jakarta. Keberadaan TAR menjadi salah satu objek Wisata Agro, yang berfungsi sebagai: tempat wisata, tempat berlangsungnya aktivitas agribisnis tanaman anggrek baik dalam bentuk tanaman maupun bunga potong, dan sebagai sarana untuk mempelajari seluk beluk pemeliharaan anggrek. TAR dibagi menjadi 42 kavling yang dimanfaatkan untuk budidaya, pembibitan tanaman anggrek dan bunga potong. Disamping itu, dilengkapi pula dengan kios sarana produksi dan kantor pemasaran. Kavling-kavling anggrek tersebut dikelola oleh para petani anggrek yang tergabung dalam koperasi. Jenis-jenis anggrek yang diusahakan oleh para petani antara lain jenis Dendrobium, Orcidium, Arachnis, Phalaenopsis, serta tanaman hias penunjang lainnya.

 

i) Taman Margasatwa Ragunan

Adalah Kebun Binatang milik Pemerintah DKI Jakarta yang berdiri di atas tanah seluas lebih kurang 135 ha. Di dalamnya terdapat koleksi satwa sebanyak lebih kurang 3.200 ekor. Pada saat ini masih dalam tahap proses penataan dan pembangunan untuk terwujudnya Kebun Binatang yang baik sebagai sarana rekreasi, pendidikan, penelitian, dan konservasi fauna dan flora.

Berikut sekilas informasi tentang sejaran keberadaan Kebun Binatang di Jakarta, antara lain:

(a)     Tahun 1864, Raden Saleh, seorang pelukis Indonesia ternama menghibahkan sebidang tanah seluas 10 hektar di kawasan Cikini kepada pemerintah. Oleh Pemerintah Belanda digunakan sebagai "Lembaga untuk Tanaman dan Satwa";

(b)     Tahun 1949, Nama Lembaga untuk Tanaman dan Satwa diganti menjadi "Kebun Binatang Cikini";

(c)     Tahun 1964, Dengan makin berkembangnya kota Jakarta, Pemerintah Daerah memindahkan Kebun Binatang Cikini ke kawasan Ragunan Pasar Minggu, dengan nama "Taman Margasatwa Jakarta";

(d)     Tahun 1974, Nama Taman Margasatwa Jakarta berubah menjadi "Kebun Binatang Ragunan". Sejak saat itu secara bertahap dilakukan penataan dan perluasan, sejalan dengan peran dan fungsi Kebun Binatang;

(e)     Tahun 1998, Berdasarkan Perda No.13 Tahun 1998 nama "Kebun Binatang Ragunan" berubah namanya menjadi "Taman Margasatwa Ragunan"

 

 j). Agrowisata Kebun Teh Pagilaran

Agrowisata ini berlokasi di Desa  Pagilaran, Kec. Blado, Kab. Batang 51272 – Telp. (0285) 414030. Akomodasi yang tersedia berupa tiga unit wisma berkapasitas 100 orang dengan tarif antara Rp. 60.000,- sampai Rp. 80.000,- per malam, dan dua homestay berkapasitas 20 orang dilengkapi fasilitas air panas dengan tarif Rp. 250.000,- per malam. Ruang pertemuan dengan kapasitas 50 orang dan gedung pertemuan berkapasitas 500 orang. Tersedia lapangan olah raga tenis, badminton, sepak bola, volly ball, bilyard dan lain-lain. Transportasi keliling kebun Pagilaran berikut pemandu lokal. Menikmati kesenian khas Pagilaran, seperti lengger tradisional, lengger kreasi baru, Kuntulan, Kuda Lumping, Karaoke dan lain-lain. Melayani paket-paket wisata pendidikan, konvensi, rekreasi, hikking, trekking, camping, arisan, pesta, syukuran dll. Menyediakan arena wisata minat khusus, seperti sepeda gunung, tebang layang, kunjungan ilmiah dll. Pemandangan dan pesona hamparan kebun teh di pegunungan dengan ketinggian 1.000 sampai 1.500 meter dpt.


Melihat proses pembuatan teh mulai dari pemetikan, pengolahan sampai pengepakan di pabrik. Anda dapat menikmati paket tea walk bersama instansi, sekolah, organisasi ataupun perusahaan anda, dengan berolah raga santai sambil menghirup udara sejuk dan segar.


Menikmati matahari terbit dan tenggelam di cakrawala Lingkungan pertamanan yang sehat, alami dan segar, jauh dari kebisingan dan polusi. Suhu kebun 15 0 – 18 0 C pada malam hari, 21 0 – 25 0 C pada siang hari.


Air terjun/Curung Binorong dan Curung Kembar, dengan pemandangan di sekitarnya yang indah dan alami, dan hamparan kebun teh dan kebun cengkeh sepanjang lereng pegunungan Obyek peninggalan sejarah seperti rumah peninggalan Belanda, Kopel, Kerata Gantung, Bak Air Sijegang dll.


Pada tahun 1880 Perkebunan Pagilaran didirikan oleh suatu maskapai Belanda. Tahun 1922 dibeli oleh Pemerintah Inggris dan digabung dengan Pemanukan anda Tjiasem Land’s PT (P & T LAND’ S PT) Tahun 1964 Hak Guna P & T LAND’S habis dan diambil alih oleh Pemerintah Indonesia 23 Mei 1964 oleh pemerintah diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM dengan tujuan Peningkatan Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi disamping sebagai perusahaan dengan nama PN PAGILARAN 1 Januari 1974 PN PAGILARAN statusnya menjadi PT PAGILARAN 5 Mei 1977 mendapat tambahan areal Segayung Utara menjadi bagian dari kebun Pagilaran dengan surat No. 14/hgu/da/77.


Itulah beberapa contoh agrowisata yang mungkin bisa kita kunjungi!

Terima Kasih, Semoga bermanfaat :)

Share:

Budidaya Paprika Di Lahan Sempit




Paprika (Capsicum annuum L.) adalah tumbuhan penghasil buah yang berasa manis dan sedikit pedas. Dalam pengertian internasional, paprika dipakai untuk menyatakan hampir semua varietas C. annuum, termasuk yang pedas. Nama-nama tertentu, seperti pepperoni, diberikan untuk paprika dengan ciri penampilan, penggunaan, atau rasa yang khas.

Tanaman paprika (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas penting yang dibudidayakan. Tanaman paprika bukan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari negara Amerika. Paprika merupakan salah satu jenis cabai yang sering disebut cabai manis atau sweet paper. Tanaman paprika berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan dimana banyak spesies telah dibudidayakan beratus tahun sebelum Colombus mendarat di benua tersebut. Penanaman paprika menyebar ke Eropa dan Asia setelah tahun 1.500-an. Pada awal penyebaran di Eropa, tanaman paprika dibudidayakan di lahan terbuka (outdoor).

Pada saat ini, tanaman paprika merupakan salah satu komoditas penting yang dibudidayakan dibawah naungan (protected cultivation) menggunkan kultivar indeterminate dimana tanaman secara bertahap dan terus menerus tumbuh dan berkembang membentuk daun, batang, bunga dan buah yang baru. Sebagai perbandingan, kultivar paprika yang dibudidayakan di lahan terbuka (open field) adalah kultivar determinate dimana tanaman tumbuh sampai mencapai ukuran tertentu, kemudian menghasilkan buah, lalu tumbuh dan akhirnya tanaman mati. Pada saat ini, budidaya tanaman paprika di lahan terbuka dengan menggunakan kultivar determinate tidak berkembang seperti budidaya tanaman paprika di bawah naungan yang menggunkan kultivar inderteminate.

Di Indonesia, tanaman paprika mulai dibudidayakan sejak tahun 1990-an. Pada awalnya pengembangannya paprika ditanam di lahan terbuka, tatapi kini telah dikembangkan secara hidroponik di rumah kasa atau plastik. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu pusat pertanaman paprika di Indonesia. Produksi buah paprika selain untuk memenuhi pasar dalam negeri (hotel berbintang, pasar swalayan, rumah makan internasional, dan pasar tradisional.) juga untuk memenuhi pasar ekspor. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi, yang sebagian besar hasil panennya diekspor ke luar negeri.

Tanaman paprika memiliki banyak varietas, yang masing-masing memiliki keunggulan dalam hal kemampuan berproduksi, bentuk/tipe buah, bobot buah, rasa buah, daya adaptasi terhadap lingkungan, dan ketahanan terhadap serangan hama.

Komoditas paprika pada umumnya dibedakan menurut bentuk, warna, dan ukuran. Pada umumnya bentuk paprika dibagi menjadi dua bentuk, yaitu yang berbentuk blok (blocky) atau lonceng (bell) dan yang berbentuk lonjong (lamujo). Dari segi warna, paprika dibedakan menurut empat warna utama yaitu merah, hijau, kuning, dan orange. Selain warna utama ada juga paprika warna hitam, coklat, putih, dan ungu.

Ada beberapa kultivar paprika yang saat ini ada di pasaran. Kultivar paprika yang berwarna merah antara lain adalah ‘Edison’, ‘Chang’, ‘Spartacus’, ‘Athena’, dan ‘Spider’, yang berwarna kuning antara lain ‘Sunny’, ‘Capino’, ‘Goldflame’, dan ‘Manzanila’, sedangkan berwarna orange antara lain ‘Magno’ dan ‘Leon’.

Paprika termasuk tanaman semusim yang dapat tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian 700-1.500 m dpl dengan kelembaban udara sekitar 80%. Tanaman paprika dapat tumbuh dengan baik pada tanah mediteran dan aluvial dengan kondisi tanah lempung berpasir atau liat berpasir. Derajat keasaman (pH) yang cocok bagi pertumbuhan tanaman paprika berkisar antara 6,0-7,0; dan pH optimal 6,5. Tanaman paprika umumnya tumbuh setinggi 50 cm - 150 cm. Untuk budidaya dengan hidroponik tinggi bisa mencapai 3- 4m.

Tanaman paprika memerlukan temperatur 21o C – 27oC pada siang hari dan 13o C – 16o C pada malam hari. Tanaman paprika masih dapat tumbuh pada temperatur 30o C, namun pada temperatur 38o C pada siang hari dan 32o C pada malam hari, semua bunga dan bakal buah gugur. Di Indonesia, tanaman ini cocok ditanam di dataran ringgi yang bersuhu 16o C – 25o C.

Curah hujan yang sesuai untuk paprika adalah sekitar 250 mm per bulan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman mudah terkena penyakit yang disebabkan oleh cendawan ataupun bakteri dan juga menyebabkan pembuahan terhambat. Intensitas sinar matahari yang diperlukan tanaman ini berkisar antara 22% sampai 30% dari intensitas sinar matahari total yang diterima tanaman.

Permintaan produk buah-buahan dan sayuran dari Indonesia, khususnya  dari Bali cenderung terus meningkat. Salah satunya adalah permintaan akan paprika (Capsicum annuum L.) atau sweet pepper yang terus mengalami peningkatan, terutama dari usaha pariwisata seperti hotel, restoran dan catering yang sangat membutuhkan paprika sebagai bahan pokok dalam pengolahan makanan khususnya pada makanan barat (western food). Peluang pasar luar dan dalam negeri juga masih terbuka lebar untuk budidaya paprika (Capsicum annuum L.), karena pasokan lebih kecil dibandingkan permintaan dan harga yang ditawarkan cukup tinggi dibandingkan dengan komoditi sayuran lainnya. Mengingat, paprika merupakan tanaman yang memerlukan kondisi agroklimat dan terbatas pada daerah dataran tinggi. Disamping itu, petani yang membudidayakan paprika masih sangat sedikit jumlahnya sehingga produksi dalam negeri masih terbatas. Walaupun bukan merupakan tanaman sayuran asli Indonesia, perubahan gaya hidup dan pola konsumsi penduduk (khususnya perkotaan) berupa menu sayuran paprika juga menunjukkan peningkatan.

Paprika merupakan salah satu komoditi berprospek cerah yang patut dikembangkan. Namun ironisnya, luas lahan yang semakin sempit, berakibat pada terhambatnya pemenuhan akan permintaan pasar terhadap paprika. Maka salah satu upaya untuk meningkatkan produksi paprika adalah melalui intensifikasi lahan dan teknologi budidaya. Teknik budidaya sayuran di dalam greenhouse merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi pada kondisi lahan yang semakin sempit sebagai akibat dari konversi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan pemukiman. Keuntungan yang dapat diperoleh dari teknik budidaya tanaman sayuran di dalam greenhouse antara lain adalah pertumbuhan tanaman terkontrol, produksi tidak bergantung musim, serta harga jual komoditi lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual komoditi yang dibudidayakan secara tradisional di lahan terbuka. Peluang pasar komoditas paprika baik di pasar global, regional, dan lokal perlu diraih antara lain melalui program-program yang mendukung pengembangan komoditi ini dari mulai pembudidayaannya di lahan petani, pengolahan hasilnya menjadi berbagai produk agroindustri, dan pemasaran produk-produk tersebut.

Persemaian
Sebelum ditanam, benih paprika harus disemai terlebih dahulu. Penyemaian benih sebaiknya dilakukan di dalam rumah persemaian yang terpisah dari rumah penanaman. Di dalam rumah persemaian dibuat meja-meja dengan ukuran lebar dan tinggi masing-masing 1 meter dengan panjang disesuaikan dengan keadaan tempat. Pelaksanaan penyemaian benih paprika adalah sebagai berikut:
a.     Sterilisasi tempat persemaian
-  Tujuh hari sebelum semai, tempat dan meja persemaian disemprot dengan formalin 3%,
- Pada tiga hari sebelum semai, tempat dan meja persemaian disemprot dengan fungisida Previcur (1ml/L),dan
- Dua hari sebelum semai, baki persemaian, pinset, baki plastik, dan hand sprayer direndam dalam air suam-suam kuku selama 1 jam.


b.      Media persemaian
- Tiga hari sebelum semai, media persemaian (arang sekam) dijenuhkan dengan larutan fungisida Previcur 1ml/L dan ditutup menggunakan mulsa selama tiga hari,
-          Benih paprika direndam di dalam air suam-suam kuku selama 30 menit lalu ditiriskan di atas bak plastik,
-          Setelah tiga hari media persemaian dimasukkan ke dalam baki persemaian lalu dibasahi dengan air bersih
-          Pada media semai dibuat lubang semai dengan jarak 2 cm tiap lubang untuk perkembangan benih dengan menggunakan pinset.
-          Benih paprika yang sudah direndam dengan air hangat, ditempatkan satu per satu pada setiap lubang semai sedalam 0,5 cm menggunakan pinset dengan bakal tunas (lembaga) harus menghadap ke bawah
-          Benih dalam baki persemaian ditutup dengan menggunakan kertas tisu. Kertas tisu disemprot dengan air bersih menggunakan penyemprot tangan. Selanjutnya benih disimpan dalam meja persemaian pada suhu 20°C-25°C dengan kelembaban udara 70%-90%. Jika suhu panas, meja persemaian terlalu tinggi dengan kelembaban udara rendah maka lemari persemaian disemprot dengan air bersih. Kelembaban kertas tisu dan media semai diperiksa setiap hari jika kelembaban  kurang maka media disemprot dengan menggunakan air bersih.
-          Pada umur 5-7 hari setelah semai (HSS), pada umumnya benih telah berkecambah yang ditandai dengan tumbuhnya tunas pada lembaga. Kertas tisu dibuka dan lampu pada meja persemaian mulai dibuka.
-          Pada umur 10-12 HSS setelah bibit tumbuh rata (mempunyai dua helai daun), baki persemaian dikeluarkan dari rak dan diletakkan di tempat terbuka. Bibit kemudian dibiarkan beradaptasi dengan lingkungan selama 2-3 hari. Penyiraman bibit dengan air bersih dilakukan dengan menggunakan hand sprayer.


Persiapan Tanaman
Media tanam untuk tanaman paprika yang umum digunakan pada saat ini adalah arang
sekam. Wadah tanam paprika berupa polybag diameter 30 cm atau berupa slab (bantalan) dengan panjang 0,8 m dan lebar 0,25 m. Pada setiap slab dibuat dua lubang tanaman dengan jarak 30 cm, 40 cm atau 50 cm. Lantai greenhouse harus dilapisi mulsa plastik hitam perak. Sebelum tanam perlu dilakukan sterilisasi lahan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Dinding greenhouse dicuci dengan air bersih menggunakan power sprayer, selanjutnya disemprot dengan menggunakan desinfektan.
2. Atap plastik dicuci bersih dengan menggunakan air sabun.
3. Peralatan fertigasi (selang Polyetilene) direndam dalam larutan HNO3 (1ml/L) selama 24 jam untuk membersihkan sisa-sisa pupuk, selanjutnya dicuci bersih dengan menggunakan air sabun dan dibilas air bersih.
4. Benang-benang atau tali plastik penyangga tanaman paprika yang sudah lapuk harus diganti dengan yang baru.

Share:

Manfaat Air Kelapa Bagi Tanaman

Selama ini air kelapa digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh kita, tapi tahukah sobat?
Bahwa air kelapa banyak manfaatnya lho untuk tanaman.

Salah satunya untuk ZPT atau yang sering kita dengar dengan Zat Pengatur Tumbuh.
Tentu sobat sering mendengar istilah zat pengatur tumbuh, atau istilah asingnya yaitu PGR (Plant Growth Regulator). ZPT yang berunsur hormon ini, secara alami terdapat pada bagian tumbuhan baik pada akar, daun, batang ataupun buah (sehingga disebut juga fitohormon). Aplikasi ZPT berpengaru secara nyata dalam memacu menghambat atau mengubah pertumbuhan, perkembangan dan pergerakan tanaman. 

Kini, dengan semakin berkembangnya bioteknologi, ZPT sudah dibuat oleh manusia, dikenal dengan ZPT sintetik. Dalam prakteknya, kebanyakan petani lebih suka menggunakan ZPT sintetik ini karena daya kerjanya yang lebih cepat dibanding dengan ZPT alami (yang diekstrak dari bagian tanaman).

Namun bagi saya, aplikasi ZPT alami memiliki kelebihan, yaitu selain ramah lingkungan juga cara membuatnya cukup mudah dan murah. Untuk bisa mendapakannya anda cukup mengekstraknya dengan cara difermentasi dengan penggunaan mikroorganisme lokal. Caranya kurang lebih sama seperti pembuatan POC atau PESNAB. 

Pada saat ini dikenal 5 kelompok utama ZPT yaitu Auksin (auxins), Sitokinin (cytokinins), Giberelin (giberelins, GA), etilen, ETH), dan asam absisat (absisic acid, ABA), Dari 5 kelompok utama ZPT dibagi menjadi 3 kelompok lagi berdasarkan sifatnya, yaitu:

  • ZPT mendukung pertumbuhan tanaman (positif) : Auksin, Sitokinin, dan Giberelin
  • ZPT menghambat (inhibitor) pertumbuhan : Asam Absisat (ABA)
  • ZPT dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan : Etilena 
Nah, dalam hal ini saya akan membahas kandungan ZPT yang terdapat dalam air kelapa. Air kelapa merupakan ZPT alami yang dapat digunakan untuk memcau pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan tanaman. Air kelapa mengandung sitokinin dan auksin yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Air kelapa juga mengandung vitamin, mineral, dan sukrosa yang cukup beragam.

ZPT alami memiliki sifat muda terdegradasi sehingga akan terurai bila melalui proses pemanasan tinggi dengan autoklaf. Selain penurunan kandungan ZPT alami, warna air kelapa berubah menjadi kecoklatan. Walaupun terjadi penurunan kandungan ZPT alami sebesar 10 kali lipat, ZPT tersebut masih dapat mendukung pertumbuhan kultur sehingga perlakuan sterilisasi dengan autoklaf tetap dapat digunakan. 

Komposisi ZPT Air Kelapa Muda dalam dua perlakuan pemanasan, dengan pemanasan 50oC selama 10 menit mengandung zat pengatur tumbuh golongan Sitokinin (dalam bentuk Kinetin 273,62 mg/l dan Zeatin 290,47 mg/l) dan golongan Auksin (dalam bentuk IAA 198,55 mg/l). Sementara dengan pemanasan 121oC menggunakan autoklaf mengandung zat pengatur tumbuh golongan Sitokinin (dalam bentuk Kinetin 50,09 mg/l dan Zeatin 28,65 mg/l) dan golongan Auksin (dalam bentuk IAA 20,89 mg/l), dan tanpa perlakuan mengandung zat pengatur tumbuh golongan Sitokinin (dalam bentuk Kinetin 41,13 mg/l dan Zeatin 34,16 mg/l) dan golongan Auksin (dalam bentuk IAA 38,57 mg/l).

Dari data diatas, diketahui bahwa kandungan ZPT dalam air kelapa terdapat hormon golongan auksin dan sitokinin yang paling dominan. Seperti yang kita ketahui, hormon auksin merupakan ZPT yang berperan dalam proses pemanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan pembuluh dan inisiasi akar. Selain itu, tujuan penggunaan hormon auksin yaitu untuk meningkatkan presentase stek yang membentuk akar, memacu inissiasi akar, meningkatkan jumlah dan kualitas akar yang terbentuk, serta meningkatkan keseragaman dalam perakaran.

Beberapa waktu lalu, saya melakukan penelitian mini dengan menggunakan ZPT alami air kelapa dengan percobaan pada stek buah naga. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dihalaman rumah dengan menggunakan media tanam cocopeat dan arang sekam.

Cara penggunaan air kelapa yaitu:
1. Siapkan air kelapa sebanyak 1 liter.
2. Panaskan air kelapa dengan suhu 50 oC selama 10 menit.
3. Setelah dipanaskan, diamkan air kelapa tersebut sampai dingin.
4. Siapkan batang pohon buah naga sesuai kebutuhan.
5. Setelah itu, rendam batang pohon buah naga dalam air kelapa (batang bagian bawahnya) selama 1 jam.
6. Dan stek buah naga siap ditanam.

Terbukti, dengan menggunakan air kelapa, stek buah naga setelah 2 minggu mulai muncul tunas. Dan selama 3 bulan, tunas itu memiliki panjang 60-90 cm, dan akar tumbuh lebat.

Sekian artikel kali ini, mungkin bisa dibuat sebagai bahan penelitian ataupun untuk dicoba dirumah, semoga bermanfaat :)
Selamat mencoba!

Salam Agri!
Share:
Powered by Blogger.

Anda Adalah Pengunjung Ke:

Cari Judul yang Asyik

?max-results="+numposts4+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts23\"><\/script>");

Contact Form

Name

Email *

Message *

Stay Connected

Popular Posts

Labels