Pengembangan dalam bidang pertanian untuk Indonesia Raya

Cari Disini

Friday 1 May 2020

Budidaya Paprika Di Lahan Sempit




Paprika (Capsicum annuum L.) adalah tumbuhan penghasil buah yang berasa manis dan sedikit pedas. Dalam pengertian internasional, paprika dipakai untuk menyatakan hampir semua varietas C. annuum, termasuk yang pedas. Nama-nama tertentu, seperti pepperoni, diberikan untuk paprika dengan ciri penampilan, penggunaan, atau rasa yang khas.

Tanaman paprika (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas penting yang dibudidayakan. Tanaman paprika bukan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari negara Amerika. Paprika merupakan salah satu jenis cabai yang sering disebut cabai manis atau sweet paper. Tanaman paprika berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan dimana banyak spesies telah dibudidayakan beratus tahun sebelum Colombus mendarat di benua tersebut. Penanaman paprika menyebar ke Eropa dan Asia setelah tahun 1.500-an. Pada awal penyebaran di Eropa, tanaman paprika dibudidayakan di lahan terbuka (outdoor).

Pada saat ini, tanaman paprika merupakan salah satu komoditas penting yang dibudidayakan dibawah naungan (protected cultivation) menggunkan kultivar indeterminate dimana tanaman secara bertahap dan terus menerus tumbuh dan berkembang membentuk daun, batang, bunga dan buah yang baru. Sebagai perbandingan, kultivar paprika yang dibudidayakan di lahan terbuka (open field) adalah kultivar determinate dimana tanaman tumbuh sampai mencapai ukuran tertentu, kemudian menghasilkan buah, lalu tumbuh dan akhirnya tanaman mati. Pada saat ini, budidaya tanaman paprika di lahan terbuka dengan menggunakan kultivar determinate tidak berkembang seperti budidaya tanaman paprika di bawah naungan yang menggunkan kultivar inderteminate.

Di Indonesia, tanaman paprika mulai dibudidayakan sejak tahun 1990-an. Pada awalnya pengembangannya paprika ditanam di lahan terbuka, tatapi kini telah dikembangkan secara hidroponik di rumah kasa atau plastik. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu pusat pertanaman paprika di Indonesia. Produksi buah paprika selain untuk memenuhi pasar dalam negeri (hotel berbintang, pasar swalayan, rumah makan internasional, dan pasar tradisional.) juga untuk memenuhi pasar ekspor. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi, yang sebagian besar hasil panennya diekspor ke luar negeri.

Tanaman paprika memiliki banyak varietas, yang masing-masing memiliki keunggulan dalam hal kemampuan berproduksi, bentuk/tipe buah, bobot buah, rasa buah, daya adaptasi terhadap lingkungan, dan ketahanan terhadap serangan hama.

Komoditas paprika pada umumnya dibedakan menurut bentuk, warna, dan ukuran. Pada umumnya bentuk paprika dibagi menjadi dua bentuk, yaitu yang berbentuk blok (blocky) atau lonceng (bell) dan yang berbentuk lonjong (lamujo). Dari segi warna, paprika dibedakan menurut empat warna utama yaitu merah, hijau, kuning, dan orange. Selain warna utama ada juga paprika warna hitam, coklat, putih, dan ungu.

Ada beberapa kultivar paprika yang saat ini ada di pasaran. Kultivar paprika yang berwarna merah antara lain adalah ‘Edison’, ‘Chang’, ‘Spartacus’, ‘Athena’, dan ‘Spider’, yang berwarna kuning antara lain ‘Sunny’, ‘Capino’, ‘Goldflame’, dan ‘Manzanila’, sedangkan berwarna orange antara lain ‘Magno’ dan ‘Leon’.

Paprika termasuk tanaman semusim yang dapat tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian 700-1.500 m dpl dengan kelembaban udara sekitar 80%. Tanaman paprika dapat tumbuh dengan baik pada tanah mediteran dan aluvial dengan kondisi tanah lempung berpasir atau liat berpasir. Derajat keasaman (pH) yang cocok bagi pertumbuhan tanaman paprika berkisar antara 6,0-7,0; dan pH optimal 6,5. Tanaman paprika umumnya tumbuh setinggi 50 cm - 150 cm. Untuk budidaya dengan hidroponik tinggi bisa mencapai 3- 4m.

Tanaman paprika memerlukan temperatur 21o C – 27oC pada siang hari dan 13o C – 16o C pada malam hari. Tanaman paprika masih dapat tumbuh pada temperatur 30o C, namun pada temperatur 38o C pada siang hari dan 32o C pada malam hari, semua bunga dan bakal buah gugur. Di Indonesia, tanaman ini cocok ditanam di dataran ringgi yang bersuhu 16o C – 25o C.

Curah hujan yang sesuai untuk paprika adalah sekitar 250 mm per bulan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman mudah terkena penyakit yang disebabkan oleh cendawan ataupun bakteri dan juga menyebabkan pembuahan terhambat. Intensitas sinar matahari yang diperlukan tanaman ini berkisar antara 22% sampai 30% dari intensitas sinar matahari total yang diterima tanaman.

Permintaan produk buah-buahan dan sayuran dari Indonesia, khususnya  dari Bali cenderung terus meningkat. Salah satunya adalah permintaan akan paprika (Capsicum annuum L.) atau sweet pepper yang terus mengalami peningkatan, terutama dari usaha pariwisata seperti hotel, restoran dan catering yang sangat membutuhkan paprika sebagai bahan pokok dalam pengolahan makanan khususnya pada makanan barat (western food). Peluang pasar luar dan dalam negeri juga masih terbuka lebar untuk budidaya paprika (Capsicum annuum L.), karena pasokan lebih kecil dibandingkan permintaan dan harga yang ditawarkan cukup tinggi dibandingkan dengan komoditi sayuran lainnya. Mengingat, paprika merupakan tanaman yang memerlukan kondisi agroklimat dan terbatas pada daerah dataran tinggi. Disamping itu, petani yang membudidayakan paprika masih sangat sedikit jumlahnya sehingga produksi dalam negeri masih terbatas. Walaupun bukan merupakan tanaman sayuran asli Indonesia, perubahan gaya hidup dan pola konsumsi penduduk (khususnya perkotaan) berupa menu sayuran paprika juga menunjukkan peningkatan.

Paprika merupakan salah satu komoditi berprospek cerah yang patut dikembangkan. Namun ironisnya, luas lahan yang semakin sempit, berakibat pada terhambatnya pemenuhan akan permintaan pasar terhadap paprika. Maka salah satu upaya untuk meningkatkan produksi paprika adalah melalui intensifikasi lahan dan teknologi budidaya. Teknik budidaya sayuran di dalam greenhouse merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi pada kondisi lahan yang semakin sempit sebagai akibat dari konversi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan pemukiman. Keuntungan yang dapat diperoleh dari teknik budidaya tanaman sayuran di dalam greenhouse antara lain adalah pertumbuhan tanaman terkontrol, produksi tidak bergantung musim, serta harga jual komoditi lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual komoditi yang dibudidayakan secara tradisional di lahan terbuka. Peluang pasar komoditas paprika baik di pasar global, regional, dan lokal perlu diraih antara lain melalui program-program yang mendukung pengembangan komoditi ini dari mulai pembudidayaannya di lahan petani, pengolahan hasilnya menjadi berbagai produk agroindustri, dan pemasaran produk-produk tersebut.

Persemaian
Sebelum ditanam, benih paprika harus disemai terlebih dahulu. Penyemaian benih sebaiknya dilakukan di dalam rumah persemaian yang terpisah dari rumah penanaman. Di dalam rumah persemaian dibuat meja-meja dengan ukuran lebar dan tinggi masing-masing 1 meter dengan panjang disesuaikan dengan keadaan tempat. Pelaksanaan penyemaian benih paprika adalah sebagai berikut:
a.     Sterilisasi tempat persemaian
-  Tujuh hari sebelum semai, tempat dan meja persemaian disemprot dengan formalin 3%,
- Pada tiga hari sebelum semai, tempat dan meja persemaian disemprot dengan fungisida Previcur (1ml/L),dan
- Dua hari sebelum semai, baki persemaian, pinset, baki plastik, dan hand sprayer direndam dalam air suam-suam kuku selama 1 jam.


b.      Media persemaian
- Tiga hari sebelum semai, media persemaian (arang sekam) dijenuhkan dengan larutan fungisida Previcur 1ml/L dan ditutup menggunakan mulsa selama tiga hari,
-          Benih paprika direndam di dalam air suam-suam kuku selama 30 menit lalu ditiriskan di atas bak plastik,
-          Setelah tiga hari media persemaian dimasukkan ke dalam baki persemaian lalu dibasahi dengan air bersih
-          Pada media semai dibuat lubang semai dengan jarak 2 cm tiap lubang untuk perkembangan benih dengan menggunakan pinset.
-          Benih paprika yang sudah direndam dengan air hangat, ditempatkan satu per satu pada setiap lubang semai sedalam 0,5 cm menggunakan pinset dengan bakal tunas (lembaga) harus menghadap ke bawah
-          Benih dalam baki persemaian ditutup dengan menggunakan kertas tisu. Kertas tisu disemprot dengan air bersih menggunakan penyemprot tangan. Selanjutnya benih disimpan dalam meja persemaian pada suhu 20°C-25°C dengan kelembaban udara 70%-90%. Jika suhu panas, meja persemaian terlalu tinggi dengan kelembaban udara rendah maka lemari persemaian disemprot dengan air bersih. Kelembaban kertas tisu dan media semai diperiksa setiap hari jika kelembaban  kurang maka media disemprot dengan menggunakan air bersih.
-          Pada umur 5-7 hari setelah semai (HSS), pada umumnya benih telah berkecambah yang ditandai dengan tumbuhnya tunas pada lembaga. Kertas tisu dibuka dan lampu pada meja persemaian mulai dibuka.
-          Pada umur 10-12 HSS setelah bibit tumbuh rata (mempunyai dua helai daun), baki persemaian dikeluarkan dari rak dan diletakkan di tempat terbuka. Bibit kemudian dibiarkan beradaptasi dengan lingkungan selama 2-3 hari. Penyiraman bibit dengan air bersih dilakukan dengan menggunakan hand sprayer.


Persiapan Tanaman
Media tanam untuk tanaman paprika yang umum digunakan pada saat ini adalah arang
sekam. Wadah tanam paprika berupa polybag diameter 30 cm atau berupa slab (bantalan) dengan panjang 0,8 m dan lebar 0,25 m. Pada setiap slab dibuat dua lubang tanaman dengan jarak 30 cm, 40 cm atau 50 cm. Lantai greenhouse harus dilapisi mulsa plastik hitam perak. Sebelum tanam perlu dilakukan sterilisasi lahan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Dinding greenhouse dicuci dengan air bersih menggunakan power sprayer, selanjutnya disemprot dengan menggunakan desinfektan.
2. Atap plastik dicuci bersih dengan menggunakan air sabun.
3. Peralatan fertigasi (selang Polyetilene) direndam dalam larutan HNO3 (1ml/L) selama 24 jam untuk membersihkan sisa-sisa pupuk, selanjutnya dicuci bersih dengan menggunakan air sabun dan dibilas air bersih.
4. Benang-benang atau tali plastik penyangga tanaman paprika yang sudah lapuk harus diganti dengan yang baru.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Anda Adalah Pengunjung Ke:

Cari Judul yang Asyik

?max-results="+numposts4+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts23\"><\/script>");

Contact Form

Name

Email *

Message *

Stay Connected

Popular Posts

Labels