
Paprika (Capsicum
annuum L.) adalah tumbuhan penghasil buah yang berasa manis dan
sedikit pedas. Dalam pengertian internasional, paprika dipakai untuk menyatakan
hampir semua varietas C. annuum, termasuk
yang pedas. Nama-nama tertentu, seperti pepperoni, diberikan
untuk paprika dengan ciri penampilan, penggunaan, atau rasa yang khas.
Tanaman paprika (Capsicum
annum L.) merupakan salah satu komoditas penting yang
dibudidayakan. Tanaman paprika bukan tanaman asli Indonesia,
tetapi berasal dari negara Amerika. Paprika merupakan salah satu jenis cabai
yang sering disebut cabai manis atau sweet paper. Tanaman
paprika berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan dimana banyak spesies
telah dibudidayakan beratus tahun sebelum Colombus mendarat di benua tersebut. Penanaman
paprika menyebar ke Eropa dan Asia setelah tahun 1.500-an. Pada awal penyebaran
di Eropa, tanaman paprika dibudidayakan di lahan terbuka (outdoor).
Pada saat ini, tanaman paprika
merupakan salah satu komoditas penting yang dibudidayakan dibawah naungan
(protected cultivation) menggunkan kultivar indeterminate dimana tanaman secara
bertahap dan terus menerus tumbuh dan berkembang membentuk daun, batang, bunga
dan buah yang baru. Sebagai perbandingan, kultivar paprika yang dibudidayakan di
lahan terbuka (open field) adalah kultivar determinate dimana
tanaman tumbuh sampai mencapai ukuran tertentu, kemudian menghasilkan buah,
lalu tumbuh dan akhirnya tanaman mati. Pada saat ini, budidaya tanaman paprika di
lahan terbuka dengan menggunakan kultivar determinate tidak berkembang seperti
budidaya tanaman paprika di bawah naungan yang menggunkan kultivar
inderteminate.
Di Indonesia, tanaman paprika mulai dibudidayakan
sejak tahun 1990-an. Pada awalnya pengembangannya paprika ditanam di lahan
terbuka, tatapi kini telah dikembangkan secara hidroponik di rumah kasa atau
plastik. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu pusat pertanaman paprika di Indonesia.
Produksi buah paprika selain untuk memenuhi pasar dalam negeri (hotel
berbintang, pasar swalayan, rumah makan internasional, dan pasar tradisional.)
juga untuk memenuhi pasar ekspor. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran
yang memiliki nilai ekonomi tinggi, yang sebagian besar hasil panennya diekspor
ke luar negeri.
Tanaman paprika
memiliki banyak varietas, yang masing-masing memiliki keunggulan dalam hal
kemampuan berproduksi, bentuk/tipe buah, bobot buah, rasa buah, daya adaptasi
terhadap lingkungan, dan ketahanan terhadap serangan hama.
Komoditas
paprika pada umumnya dibedakan menurut bentuk, warna, dan ukuran. Pada umumnya
bentuk paprika dibagi menjadi dua bentuk, yaitu yang berbentuk blok (blocky)
atau lonceng (bell) dan yang berbentuk lonjong (lamujo). Dari
segi warna, paprika dibedakan menurut empat warna utama yaitu merah, hijau,
kuning, dan orange. Selain warna utama ada juga paprika warna hitam, coklat,
putih, dan ungu.
Ada
beberapa kultivar paprika yang saat ini ada di pasaran. Kultivar paprika yang
berwarna merah antara lain adalah ‘Edison’, ‘Chang’, ‘Spartacus’, ‘Athena’, dan
‘Spider’, yang berwarna kuning antara lain ‘Sunny’, ‘Capino’, ‘Goldflame’, dan
‘Manzanila’, sedangkan berwarna orange antara lain ‘Magno’ dan ‘Leon’.
Paprika
termasuk tanaman semusim yang dapat tumbuh di
dataran tinggi dengan ketinggian 700-1.500 m dpl dengan kelembaban udara
sekitar 80%. Tanaman paprika dapat tumbuh dengan baik pada tanah mediteran dan aluvial dengan kondisi tanah lempung berpasir
atau liat berpasir. Derajat keasaman (pH) yang cocok bagi pertumbuhan tanaman
paprika berkisar antara 6,0-7,0; dan pH optimal 6,5. Tanaman paprika umumnya tumbuh setinggi 50 cm - 150 cm. Untuk budidaya
dengan hidroponik tinggi bisa mencapai 3- 4m.
Tanaman paprika
memerlukan temperatur 21o C – 27oC
pada siang hari dan 13o C
– 16o C pada malam hari. Tanaman paprika masih dapat tumbuh pada
temperatur 30o C,
namun pada temperatur 38o
C
pada siang hari dan 32o C
pada malam hari, semua bunga dan bakal buah gugur. Di Indonesia, tanaman ini
cocok ditanam di dataran ringgi yang bersuhu 16o C – 25o C.
Curah
hujan yang sesuai untuk paprika adalah sekitar 250 mm per bulan. Curah hujan
yang tinggi menyebabkan tanaman mudah terkena penyakit yang disebabkan oleh
cendawan ataupun bakteri dan juga menyebabkan pembuahan terhambat. Intensitas
sinar matahari yang diperlukan tanaman ini berkisar antara 22% sampai 30% dari
intensitas sinar matahari total yang diterima tanaman.
Permintaan produk buah-buahan dan
sayuran dari Indonesia, khususnya dari
Bali cenderung terus meningkat. Salah satunya adalah permintaan akan paprika
(Capsicum annuum L.) atau sweet pepper yang terus
mengalami peningkatan, terutama dari usaha pariwisata seperti hotel, restoran
dan catering yang sangat membutuhkan paprika sebagai bahan pokok dalam pengolahan
makanan khususnya pada makanan barat (western food). Peluang pasar
luar dan dalam negeri juga masih terbuka lebar untuk budidaya paprika (Capsicum
annuum L.), karena pasokan lebih kecil dibandingkan permintaan dan harga yang
ditawarkan cukup tinggi dibandingkan dengan komoditi sayuran lainnya.
Mengingat, paprika merupakan tanaman yang memerlukan kondisi agroklimat dan terbatas
pada daerah dataran tinggi. Disamping itu, petani yang membudidayakan paprika
masih sangat sedikit jumlahnya sehingga produksi dalam negeri masih terbatas.
Walaupun bukan merupakan tanaman sayuran asli Indonesia, perubahan gaya hidup
dan pola konsumsi penduduk (khususnya perkotaan) berupa menu sayuran paprika
juga menunjukkan peningkatan.
Paprika merupakan salah satu komoditi
berprospek cerah yang patut dikembangkan. Namun ironisnya, luas lahan yang
semakin sempit, berakibat pada terhambatnya pemenuhan akan permintaan pasar
terhadap paprika. Maka salah satu upaya untuk meningkatkan produksi paprika
adalah melalui intensifikasi lahan dan teknologi budidaya. Teknik budidaya
sayuran di dalam greenhouse merupakan salah satu alternatif untuk
meningkatkan produksi pada kondisi lahan yang semakin sempit sebagai akibat
dari konversi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan pemukiman.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari teknik budidaya tanaman sayuran di dalam greenhouse antara lain
adalah pertumbuhan tanaman terkontrol, produksi tidak bergantung musim, serta
harga jual komoditi lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual komoditi yang
dibudidayakan secara tradisional di lahan terbuka. Peluang pasar komoditas
paprika baik di pasar global, regional, dan lokal perlu diraih antara lain
melalui program-program yang mendukung pengembangan komoditi ini dari mulai
pembudidayaannya di lahan petani, pengolahan hasilnya menjadi berbagai produk
agroindustri, dan pemasaran produk-produk tersebut.
Persemaian
Sebelum ditanam, benih paprika harus
disemai terlebih dahulu. Penyemaian benih sebaiknya dilakukan di dalam rumah
persemaian yang terpisah dari rumah penanaman. Di dalam rumah persemaian dibuat
meja-meja dengan ukuran lebar dan tinggi masing-masing 1 meter dengan panjang
disesuaikan dengan keadaan tempat. Pelaksanaan penyemaian benih paprika adalah
sebagai berikut:
a. Sterilisasi tempat
persemaian
- Tujuh hari sebelum semai, tempat dan meja persemaian disemprot dengan formalin
3%,
- Pada tiga hari sebelum semai, tempat dan meja persemaian disemprot
dengan fungisida Previcur (1ml/L),dan
- Dua
hari sebelum semai, baki persemaian, pinset, baki plastik, dan hand sprayer direndam
dalam air suam-suam kuku selama 1 jam.
b. Media persemaian
- Tiga hari sebelum semai,
media persemaian (arang sekam) dijenuhkan dengan larutan fungisida Previcur
1ml/L dan ditutup menggunakan mulsa selama tiga hari,
-
Benih paprika direndam di
dalam air suam-suam kuku selama 30 menit lalu ditiriskan di atas bak plastik,
-
Setelah tiga hari media
persemaian dimasukkan ke dalam baki persemaian lalu dibasahi dengan air bersih
-
Pada media semai dibuat
lubang semai dengan jarak 2 cm tiap lubang untuk perkembangan benih dengan menggunakan
pinset.
-
Benih paprika yang sudah
direndam dengan air hangat, ditempatkan satu per satu pada setiap lubang semai
sedalam 0,5 cm menggunakan pinset dengan bakal tunas (lembaga) harus menghadap
ke bawah
-
Benih dalam baki
persemaian ditutup dengan menggunakan kertas tisu. Kertas tisu disemprot dengan
air bersih menggunakan penyemprot tangan. Selanjutnya benih disimpan dalam meja
persemaian pada suhu 20°C-25°C dengan kelembaban udara 70%-90%. Jika suhu
panas, meja persemaian terlalu tinggi dengan kelembaban udara rendah maka
lemari persemaian disemprot dengan air bersih. Kelembaban kertas tisu dan media
semai diperiksa setiap hari jika kelembaban kurang maka media disemprot dengan menggunakan
air bersih.
-
Pada umur 5-7 hari setelah
semai (HSS), pada umumnya benih telah berkecambah yang ditandai dengan
tumbuhnya tunas pada lembaga. Kertas tisu dibuka dan lampu pada meja persemaian
mulai dibuka.
-
Pada umur 10-12 HSS
setelah bibit tumbuh rata (mempunyai dua helai daun), baki persemaian
dikeluarkan dari rak dan diletakkan di tempat terbuka. Bibit kemudian dibiarkan
beradaptasi dengan lingkungan selama 2-3 hari. Penyiraman bibit dengan air
bersih dilakukan dengan menggunakan hand sprayer.
Persiapan Tanaman
Media tanam untuk tanaman paprika yang umum digunakan pada saat ini adalah arang
sekam. Wadah tanam paprika berupa polybag diameter 30 cm atau berupa slab (bantalan) dengan panjang 0,8 m dan lebar 0,25 m. Pada setiap slab dibuat dua lubang tanaman dengan jarak 30 cm, 40 cm atau 50 cm. Lantai greenhouse harus dilapisi mulsa plastik hitam perak. Sebelum tanam perlu dilakukan sterilisasi lahan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Dinding greenhouse dicuci dengan air bersih menggunakan power sprayer, selanjutnya disemprot dengan menggunakan desinfektan.
2. Atap plastik dicuci bersih dengan menggunakan air sabun.
3. Peralatan fertigasi (selang Polyetilene) direndam dalam larutan HNO3 (1ml/L) selama 24 jam untuk membersihkan sisa-sisa pupuk, selanjutnya dicuci bersih dengan menggunakan air sabun dan dibilas air bersih.
4. Benang-benang atau tali plastik penyangga tanaman paprika yang sudah lapuk harus diganti dengan yang baru.
Media tanam untuk tanaman paprika yang umum digunakan pada saat ini adalah arang
sekam. Wadah tanam paprika berupa polybag diameter 30 cm atau berupa slab (bantalan) dengan panjang 0,8 m dan lebar 0,25 m. Pada setiap slab dibuat dua lubang tanaman dengan jarak 30 cm, 40 cm atau 50 cm. Lantai greenhouse harus dilapisi mulsa plastik hitam perak. Sebelum tanam perlu dilakukan sterilisasi lahan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Dinding greenhouse dicuci dengan air bersih menggunakan power sprayer, selanjutnya disemprot dengan menggunakan desinfektan.
2. Atap plastik dicuci bersih dengan menggunakan air sabun.
3. Peralatan fertigasi (selang Polyetilene) direndam dalam larutan HNO3 (1ml/L) selama 24 jam untuk membersihkan sisa-sisa pupuk, selanjutnya dicuci bersih dengan menggunakan air sabun dan dibilas air bersih.
4. Benang-benang atau tali plastik penyangga tanaman paprika yang sudah lapuk harus diganti dengan yang baru.
0 komentar:
Post a Comment