Pengembangan dalam bidang pertanian untuk Indonesia Raya

Cari Disini

  • Pengertian Pemuliaan Tanaman

    Pemuliaan Tanaman dan Ruang Lingkupnya Contoh Pemuliaan Tanaman Pada Bunga Manusia dalam hidup dan kehidupannya mensyaratkan terpenuhinya tiga kebutuhan utaman yaitu pangan, sandang, dan papan.

  • Teknik Pemupukan Pada Tanama Padi

    Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan status hara dalam tanah, menyediakan dan menambahkan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman, serta meningkatkan produktivitas tanaman.

  • Proses Pengolahan Kelapa Sawit

    Dalam pengadaan agribisnis pada umumnya, ada empat subsistem ditambah factor pendukung yang harus diperhatikan.

  • Manfaat Air Kelapa Bagi Tanaman

    Selama ini air kelapa digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh kita, tapi tahukah sobat? Bahwa air kelapa banyak manfaatnya lho untuk tanaman.

  • Pengertian Agrowisata dan Beberapa Contoh Agrowisata

    Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal...

Friday, 1 May 2020

Pengertian Agrowisata dan Beberapa Contoh Agrowisata

Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.


Potensi objek wisata dapat dibedakan menjadi objek wisata alami dan buatan manusia. Objek wisata alami dapat berupa kondisi iklim (udara bersih dan sejuk, suhu dan sinar matahari yang nyaman, kesunyian), pemandangan alam (panorama pegunungan yang indah, air terjun, danau dan sungai yang khas), dan sumber air kesehatan (air mineral, air panas). Objek wisata buatan manusia dapat berupa falitas atau prasarana, peninggalan sejarah dan budidaya, pola hidup masyarakat dan taman-taman untuk rekreasi atau olah raga.


Objek agrowisata yang telah berkembang dan tercatat dalam basis data DIrektorat Jenderal Pariwisata 1994/1995 terdapat delapan propinsi yaitu Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Objek agrowisata umumnya masih berupa hamparan suatu areal usaha pertanian dari perusahaan-perusahaan besar yang dikelola secara modern/ala Barat dengan orientasi objek keindahan alam dan belum menonjolkan atraksi keunikan/spesifikasi dari aktivitas lokal masyarakat.

 

Di antara objek wisata agrowisata tersebut seperti berikut:

 

a) Kebun Raya Bogor



Kebun Raya Bogor didirikan 18 Mei 1817 yang semula bernama Islands Plantentuin te Buitenzorg. Pengelolaannya kini di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoneia (LIPI) yang menitikberatkan pada bidang pendidikan dan penelitian daripada untuk rekreasi. Kebun Raya Bogor dengan luas 87 hektare berfungsi untuk melestarikan tumbuh-tumbuhan secara ex situ (memindahkan tanaman dari tempat asalnya ke tempat baru dengan dibuat sesuai dengan tempat asalnya). Tahun 1995 koleksi Kebun Raya Bogor berjumlah 4.300 jenis tanaman dari Indonesia, kawasan tropis Asia, Austaralia, Amerika, dan Afrika yang penataannya dikelompokkan berdasarkan asal, habitat, dan famili tanaman. Selain itu kebun raya Bogor juga menyedikan pelayanan informasi ilmiah, seperti adanya paket wisata flora siswa bagi pelajar dan mahasiswa. Kebun Raya Bogor merupakan pusat Kebun Raya yang membawahi 3 cabang Kebun Raya, yaitu Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Raya Eka Karya Bali (LIPI, 2005).

 

b) Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta

Taman ini lokasinya berdekatan dengan Taman Mini indonesia Indah (TMII). Pengunjung dapat menikmati keindahan berbagai jenih anggrek dalam kaveling-kaveling khusus. Taman ini juga menawarkan paket khusus budi daya anggrek bagi mereka yang berminat dan sarana penelitian untuk pengembangan budidaya tanaman anggrek. Selain di Jakarta, Taman Anggrek juga tedapat di daerah Bedugul, Bali yang menjual berbagai jenis anggrek. Pengunjung yang datang juga diberi keranjang dan gunting untuk memetik sendiri bunga yang dipilihnya.

 

c) Taman Bunga Nusantara, Cipanas, Jawa Barat

Taman Bunga Nusantara yang dibuka September 1995 dengan luas kawasan 35 hektare. Lahan 25 hektare untuk tanaman hias dan berbagai macam pohon dengan koleksi lebih dari 300 varietas yang dikumpulkan dari berbagai benua. Di taman ini terdapat tempat khusus yang ditanami jenis tanaman tertentu, seperti taman mawar, taman bougenvill, dan taman palem. Pengunjung yang ingin membawa oleh-oleh berupa bunga potong juga dapat membeli di showroom PT Alam Indah Bunga Nusantara yang letaknya bersebelahan. Untuk kegiatan para profesional, pelajar, dan mahasiswa, pihak taman bunga nasional juga menawarkan kegiatan seperti workshop atau seminar.

 

d) Taman Buah Mekarsari (TBM), Cileungsi, Jawa Barat.

Taman Buah Mekarsari diresmikan Oktober 1995. Tujuan pembangunan TBM adalah menciptakan kebun hortikultura dengan teknologi canggih sebagai kebun percobaan, kebun produksi, dan objek agrowisata. TBM memiliki lahan 264 hektare dengan rancangan pola tanam menyerupai bentuk daun lamtorogung, yang dianggap sebagai tanaman serba guna dan sebagai pelestari lingkungan hidup. Di TBM juga disajikan cara bertanam buah untuk masa depan yang dikenal dengan istilah tabulampot. Kini TBM mengoleksi 41 famili yang terdiri dari 143 jenis tanaman dengan 455 varietas. Koleksi tanaman tersebut mencakup 30 varietas jeruk, 19 varietas rambutan, 16 varietas belimbing, 28 varietas pisang, 44 varietas durian, dan 27 varietas mangga dengan menerapkan dengan sistem pertanian modern.

 

e) Oceanarium

Objek agrowisata perikanan yang terdapat di Indonesia adalah Sea World yang memiliki oceanarium, berlokasi di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Oceanarium ini mulai beroperasi Mei 1994 yang menyajikan kehidupan alam di bawah laut dan aneka ragam hewan laut seperti hiu, ikan pari, penyu, dan ratusan jenis ikan yang dapat dilihat melalui terowongan pada kolam raksasa yang terbuat dari kaca.

 

f) Taman Akuarium Air Tawar (TAAT)

Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) diresmikan April 1994 berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), TAAT dibangun dengan gedung berbentuk lingkaran yang terdiri dari dua lantai seluas 5.500 M2 dengan atap berbentuk kubah berwarna hijau. Di TAAT terdapat keanekaragaman hayati ikan dan biota air tawar nusantara yang ditempatkan di akuarium geografik, dengan jumlah koleksi 240 buah akuarium dan kolam yang menampung 7.500 ikan yang terdiri dari 450 jenis.

 

g) Taman Burung TMII

Taman burung ini berlokasi di TMII Jakarta dengan luas taman 6 hektare dan memiliki 267 jenis burung yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan 16 jenis burung yang bukan asli Indonesia. Tahun 1995 koleksi burung di taman ini mencapai 5.134 ekor. Di taman burung ini terdapat dua rangkaian kubah, yaitu kubah barta yang menjadi tempat jenis-jenis burung dari Indonesia Barat dan kubah timur yang berisi koleksi burung dari kawasan Indonesia Timur. Bahkan terdapat juga auditorium yang menyajikan film tentang burung.

 

h) Taman Anggrek Ragunan

Taman anggrek Ragunan (TAR) merupakan aset Pemda DKI Jakarta dengan luas lahan sekitar 5 ha, dikelola oleh Dinas Pertanian DKI Jakarta. Keberadaan TAR menjadi salah satu objek Wisata Agro, yang berfungsi sebagai: tempat wisata, tempat berlangsungnya aktivitas agribisnis tanaman anggrek baik dalam bentuk tanaman maupun bunga potong, dan sebagai sarana untuk mempelajari seluk beluk pemeliharaan anggrek. TAR dibagi menjadi 42 kavling yang dimanfaatkan untuk budidaya, pembibitan tanaman anggrek dan bunga potong. Disamping itu, dilengkapi pula dengan kios sarana produksi dan kantor pemasaran. Kavling-kavling anggrek tersebut dikelola oleh para petani anggrek yang tergabung dalam koperasi. Jenis-jenis anggrek yang diusahakan oleh para petani antara lain jenis Dendrobium, Orcidium, Arachnis, Phalaenopsis, serta tanaman hias penunjang lainnya.

 

i) Taman Margasatwa Ragunan

Adalah Kebun Binatang milik Pemerintah DKI Jakarta yang berdiri di atas tanah seluas lebih kurang 135 ha. Di dalamnya terdapat koleksi satwa sebanyak lebih kurang 3.200 ekor. Pada saat ini masih dalam tahap proses penataan dan pembangunan untuk terwujudnya Kebun Binatang yang baik sebagai sarana rekreasi, pendidikan, penelitian, dan konservasi fauna dan flora.

Berikut sekilas informasi tentang sejaran keberadaan Kebun Binatang di Jakarta, antara lain:

(a)     Tahun 1864, Raden Saleh, seorang pelukis Indonesia ternama menghibahkan sebidang tanah seluas 10 hektar di kawasan Cikini kepada pemerintah. Oleh Pemerintah Belanda digunakan sebagai "Lembaga untuk Tanaman dan Satwa";

(b)     Tahun 1949, Nama Lembaga untuk Tanaman dan Satwa diganti menjadi "Kebun Binatang Cikini";

(c)     Tahun 1964, Dengan makin berkembangnya kota Jakarta, Pemerintah Daerah memindahkan Kebun Binatang Cikini ke kawasan Ragunan Pasar Minggu, dengan nama "Taman Margasatwa Jakarta";

(d)     Tahun 1974, Nama Taman Margasatwa Jakarta berubah menjadi "Kebun Binatang Ragunan". Sejak saat itu secara bertahap dilakukan penataan dan perluasan, sejalan dengan peran dan fungsi Kebun Binatang;

(e)     Tahun 1998, Berdasarkan Perda No.13 Tahun 1998 nama "Kebun Binatang Ragunan" berubah namanya menjadi "Taman Margasatwa Ragunan"

 

 j). Agrowisata Kebun Teh Pagilaran

Agrowisata ini berlokasi di Desa  Pagilaran, Kec. Blado, Kab. Batang 51272 – Telp. (0285) 414030. Akomodasi yang tersedia berupa tiga unit wisma berkapasitas 100 orang dengan tarif antara Rp. 60.000,- sampai Rp. 80.000,- per malam, dan dua homestay berkapasitas 20 orang dilengkapi fasilitas air panas dengan tarif Rp. 250.000,- per malam. Ruang pertemuan dengan kapasitas 50 orang dan gedung pertemuan berkapasitas 500 orang. Tersedia lapangan olah raga tenis, badminton, sepak bola, volly ball, bilyard dan lain-lain. Transportasi keliling kebun Pagilaran berikut pemandu lokal. Menikmati kesenian khas Pagilaran, seperti lengger tradisional, lengger kreasi baru, Kuntulan, Kuda Lumping, Karaoke dan lain-lain. Melayani paket-paket wisata pendidikan, konvensi, rekreasi, hikking, trekking, camping, arisan, pesta, syukuran dll. Menyediakan arena wisata minat khusus, seperti sepeda gunung, tebang layang, kunjungan ilmiah dll. Pemandangan dan pesona hamparan kebun teh di pegunungan dengan ketinggian 1.000 sampai 1.500 meter dpt.


Melihat proses pembuatan teh mulai dari pemetikan, pengolahan sampai pengepakan di pabrik. Anda dapat menikmati paket tea walk bersama instansi, sekolah, organisasi ataupun perusahaan anda, dengan berolah raga santai sambil menghirup udara sejuk dan segar.


Menikmati matahari terbit dan tenggelam di cakrawala Lingkungan pertamanan yang sehat, alami dan segar, jauh dari kebisingan dan polusi. Suhu kebun 15 0 – 18 0 C pada malam hari, 21 0 – 25 0 C pada siang hari.


Air terjun/Curung Binorong dan Curung Kembar, dengan pemandangan di sekitarnya yang indah dan alami, dan hamparan kebun teh dan kebun cengkeh sepanjang lereng pegunungan Obyek peninggalan sejarah seperti rumah peninggalan Belanda, Kopel, Kerata Gantung, Bak Air Sijegang dll.


Pada tahun 1880 Perkebunan Pagilaran didirikan oleh suatu maskapai Belanda. Tahun 1922 dibeli oleh Pemerintah Inggris dan digabung dengan Pemanukan anda Tjiasem Land’s PT (P & T LAND’ S PT) Tahun 1964 Hak Guna P & T LAND’S habis dan diambil alih oleh Pemerintah Indonesia 23 Mei 1964 oleh pemerintah diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM dengan tujuan Peningkatan Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi disamping sebagai perusahaan dengan nama PN PAGILARAN 1 Januari 1974 PN PAGILARAN statusnya menjadi PT PAGILARAN 5 Mei 1977 mendapat tambahan areal Segayung Utara menjadi bagian dari kebun Pagilaran dengan surat No. 14/hgu/da/77.


Itulah beberapa contoh agrowisata yang mungkin bisa kita kunjungi!

Terima Kasih, Semoga bermanfaat :)

Share:

Budidaya Paprika Di Lahan Sempit




Paprika (Capsicum annuum L.) adalah tumbuhan penghasil buah yang berasa manis dan sedikit pedas. Dalam pengertian internasional, paprika dipakai untuk menyatakan hampir semua varietas C. annuum, termasuk yang pedas. Nama-nama tertentu, seperti pepperoni, diberikan untuk paprika dengan ciri penampilan, penggunaan, atau rasa yang khas.

Tanaman paprika (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas penting yang dibudidayakan. Tanaman paprika bukan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari negara Amerika. Paprika merupakan salah satu jenis cabai yang sering disebut cabai manis atau sweet paper. Tanaman paprika berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan dimana banyak spesies telah dibudidayakan beratus tahun sebelum Colombus mendarat di benua tersebut. Penanaman paprika menyebar ke Eropa dan Asia setelah tahun 1.500-an. Pada awal penyebaran di Eropa, tanaman paprika dibudidayakan di lahan terbuka (outdoor).

Pada saat ini, tanaman paprika merupakan salah satu komoditas penting yang dibudidayakan dibawah naungan (protected cultivation) menggunkan kultivar indeterminate dimana tanaman secara bertahap dan terus menerus tumbuh dan berkembang membentuk daun, batang, bunga dan buah yang baru. Sebagai perbandingan, kultivar paprika yang dibudidayakan di lahan terbuka (open field) adalah kultivar determinate dimana tanaman tumbuh sampai mencapai ukuran tertentu, kemudian menghasilkan buah, lalu tumbuh dan akhirnya tanaman mati. Pada saat ini, budidaya tanaman paprika di lahan terbuka dengan menggunakan kultivar determinate tidak berkembang seperti budidaya tanaman paprika di bawah naungan yang menggunkan kultivar inderteminate.

Di Indonesia, tanaman paprika mulai dibudidayakan sejak tahun 1990-an. Pada awalnya pengembangannya paprika ditanam di lahan terbuka, tatapi kini telah dikembangkan secara hidroponik di rumah kasa atau plastik. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu pusat pertanaman paprika di Indonesia. Produksi buah paprika selain untuk memenuhi pasar dalam negeri (hotel berbintang, pasar swalayan, rumah makan internasional, dan pasar tradisional.) juga untuk memenuhi pasar ekspor. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi, yang sebagian besar hasil panennya diekspor ke luar negeri.

Tanaman paprika memiliki banyak varietas, yang masing-masing memiliki keunggulan dalam hal kemampuan berproduksi, bentuk/tipe buah, bobot buah, rasa buah, daya adaptasi terhadap lingkungan, dan ketahanan terhadap serangan hama.

Komoditas paprika pada umumnya dibedakan menurut bentuk, warna, dan ukuran. Pada umumnya bentuk paprika dibagi menjadi dua bentuk, yaitu yang berbentuk blok (blocky) atau lonceng (bell) dan yang berbentuk lonjong (lamujo). Dari segi warna, paprika dibedakan menurut empat warna utama yaitu merah, hijau, kuning, dan orange. Selain warna utama ada juga paprika warna hitam, coklat, putih, dan ungu.

Ada beberapa kultivar paprika yang saat ini ada di pasaran. Kultivar paprika yang berwarna merah antara lain adalah ‘Edison’, ‘Chang’, ‘Spartacus’, ‘Athena’, dan ‘Spider’, yang berwarna kuning antara lain ‘Sunny’, ‘Capino’, ‘Goldflame’, dan ‘Manzanila’, sedangkan berwarna orange antara lain ‘Magno’ dan ‘Leon’.

Paprika termasuk tanaman semusim yang dapat tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian 700-1.500 m dpl dengan kelembaban udara sekitar 80%. Tanaman paprika dapat tumbuh dengan baik pada tanah mediteran dan aluvial dengan kondisi tanah lempung berpasir atau liat berpasir. Derajat keasaman (pH) yang cocok bagi pertumbuhan tanaman paprika berkisar antara 6,0-7,0; dan pH optimal 6,5. Tanaman paprika umumnya tumbuh setinggi 50 cm - 150 cm. Untuk budidaya dengan hidroponik tinggi bisa mencapai 3- 4m.

Tanaman paprika memerlukan temperatur 21o C – 27oC pada siang hari dan 13o C – 16o C pada malam hari. Tanaman paprika masih dapat tumbuh pada temperatur 30o C, namun pada temperatur 38o C pada siang hari dan 32o C pada malam hari, semua bunga dan bakal buah gugur. Di Indonesia, tanaman ini cocok ditanam di dataran ringgi yang bersuhu 16o C – 25o C.

Curah hujan yang sesuai untuk paprika adalah sekitar 250 mm per bulan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman mudah terkena penyakit yang disebabkan oleh cendawan ataupun bakteri dan juga menyebabkan pembuahan terhambat. Intensitas sinar matahari yang diperlukan tanaman ini berkisar antara 22% sampai 30% dari intensitas sinar matahari total yang diterima tanaman.

Permintaan produk buah-buahan dan sayuran dari Indonesia, khususnya  dari Bali cenderung terus meningkat. Salah satunya adalah permintaan akan paprika (Capsicum annuum L.) atau sweet pepper yang terus mengalami peningkatan, terutama dari usaha pariwisata seperti hotel, restoran dan catering yang sangat membutuhkan paprika sebagai bahan pokok dalam pengolahan makanan khususnya pada makanan barat (western food). Peluang pasar luar dan dalam negeri juga masih terbuka lebar untuk budidaya paprika (Capsicum annuum L.), karena pasokan lebih kecil dibandingkan permintaan dan harga yang ditawarkan cukup tinggi dibandingkan dengan komoditi sayuran lainnya. Mengingat, paprika merupakan tanaman yang memerlukan kondisi agroklimat dan terbatas pada daerah dataran tinggi. Disamping itu, petani yang membudidayakan paprika masih sangat sedikit jumlahnya sehingga produksi dalam negeri masih terbatas. Walaupun bukan merupakan tanaman sayuran asli Indonesia, perubahan gaya hidup dan pola konsumsi penduduk (khususnya perkotaan) berupa menu sayuran paprika juga menunjukkan peningkatan.

Paprika merupakan salah satu komoditi berprospek cerah yang patut dikembangkan. Namun ironisnya, luas lahan yang semakin sempit, berakibat pada terhambatnya pemenuhan akan permintaan pasar terhadap paprika. Maka salah satu upaya untuk meningkatkan produksi paprika adalah melalui intensifikasi lahan dan teknologi budidaya. Teknik budidaya sayuran di dalam greenhouse merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi pada kondisi lahan yang semakin sempit sebagai akibat dari konversi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan pemukiman. Keuntungan yang dapat diperoleh dari teknik budidaya tanaman sayuran di dalam greenhouse antara lain adalah pertumbuhan tanaman terkontrol, produksi tidak bergantung musim, serta harga jual komoditi lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual komoditi yang dibudidayakan secara tradisional di lahan terbuka. Peluang pasar komoditas paprika baik di pasar global, regional, dan lokal perlu diraih antara lain melalui program-program yang mendukung pengembangan komoditi ini dari mulai pembudidayaannya di lahan petani, pengolahan hasilnya menjadi berbagai produk agroindustri, dan pemasaran produk-produk tersebut.

Persemaian
Sebelum ditanam, benih paprika harus disemai terlebih dahulu. Penyemaian benih sebaiknya dilakukan di dalam rumah persemaian yang terpisah dari rumah penanaman. Di dalam rumah persemaian dibuat meja-meja dengan ukuran lebar dan tinggi masing-masing 1 meter dengan panjang disesuaikan dengan keadaan tempat. Pelaksanaan penyemaian benih paprika adalah sebagai berikut:
a.     Sterilisasi tempat persemaian
-  Tujuh hari sebelum semai, tempat dan meja persemaian disemprot dengan formalin 3%,
- Pada tiga hari sebelum semai, tempat dan meja persemaian disemprot dengan fungisida Previcur (1ml/L),dan
- Dua hari sebelum semai, baki persemaian, pinset, baki plastik, dan hand sprayer direndam dalam air suam-suam kuku selama 1 jam.


b.      Media persemaian
- Tiga hari sebelum semai, media persemaian (arang sekam) dijenuhkan dengan larutan fungisida Previcur 1ml/L dan ditutup menggunakan mulsa selama tiga hari,
-          Benih paprika direndam di dalam air suam-suam kuku selama 30 menit lalu ditiriskan di atas bak plastik,
-          Setelah tiga hari media persemaian dimasukkan ke dalam baki persemaian lalu dibasahi dengan air bersih
-          Pada media semai dibuat lubang semai dengan jarak 2 cm tiap lubang untuk perkembangan benih dengan menggunakan pinset.
-          Benih paprika yang sudah direndam dengan air hangat, ditempatkan satu per satu pada setiap lubang semai sedalam 0,5 cm menggunakan pinset dengan bakal tunas (lembaga) harus menghadap ke bawah
-          Benih dalam baki persemaian ditutup dengan menggunakan kertas tisu. Kertas tisu disemprot dengan air bersih menggunakan penyemprot tangan. Selanjutnya benih disimpan dalam meja persemaian pada suhu 20°C-25°C dengan kelembaban udara 70%-90%. Jika suhu panas, meja persemaian terlalu tinggi dengan kelembaban udara rendah maka lemari persemaian disemprot dengan air bersih. Kelembaban kertas tisu dan media semai diperiksa setiap hari jika kelembaban  kurang maka media disemprot dengan menggunakan air bersih.
-          Pada umur 5-7 hari setelah semai (HSS), pada umumnya benih telah berkecambah yang ditandai dengan tumbuhnya tunas pada lembaga. Kertas tisu dibuka dan lampu pada meja persemaian mulai dibuka.
-          Pada umur 10-12 HSS setelah bibit tumbuh rata (mempunyai dua helai daun), baki persemaian dikeluarkan dari rak dan diletakkan di tempat terbuka. Bibit kemudian dibiarkan beradaptasi dengan lingkungan selama 2-3 hari. Penyiraman bibit dengan air bersih dilakukan dengan menggunakan hand sprayer.


Persiapan Tanaman
Media tanam untuk tanaman paprika yang umum digunakan pada saat ini adalah arang
sekam. Wadah tanam paprika berupa polybag diameter 30 cm atau berupa slab (bantalan) dengan panjang 0,8 m dan lebar 0,25 m. Pada setiap slab dibuat dua lubang tanaman dengan jarak 30 cm, 40 cm atau 50 cm. Lantai greenhouse harus dilapisi mulsa plastik hitam perak. Sebelum tanam perlu dilakukan sterilisasi lahan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Dinding greenhouse dicuci dengan air bersih menggunakan power sprayer, selanjutnya disemprot dengan menggunakan desinfektan.
2. Atap plastik dicuci bersih dengan menggunakan air sabun.
3. Peralatan fertigasi (selang Polyetilene) direndam dalam larutan HNO3 (1ml/L) selama 24 jam untuk membersihkan sisa-sisa pupuk, selanjutnya dicuci bersih dengan menggunakan air sabun dan dibilas air bersih.
4. Benang-benang atau tali plastik penyangga tanaman paprika yang sudah lapuk harus diganti dengan yang baru.

Share:

Manfaat Air Kelapa Bagi Tanaman

Selama ini air kelapa digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh kita, tapi tahukah sobat?
Bahwa air kelapa banyak manfaatnya lho untuk tanaman.

Salah satunya untuk ZPT atau yang sering kita dengar dengan Zat Pengatur Tumbuh.
Tentu sobat sering mendengar istilah zat pengatur tumbuh, atau istilah asingnya yaitu PGR (Plant Growth Regulator). ZPT yang berunsur hormon ini, secara alami terdapat pada bagian tumbuhan baik pada akar, daun, batang ataupun buah (sehingga disebut juga fitohormon). Aplikasi ZPT berpengaru secara nyata dalam memacu menghambat atau mengubah pertumbuhan, perkembangan dan pergerakan tanaman. 

Kini, dengan semakin berkembangnya bioteknologi, ZPT sudah dibuat oleh manusia, dikenal dengan ZPT sintetik. Dalam prakteknya, kebanyakan petani lebih suka menggunakan ZPT sintetik ini karena daya kerjanya yang lebih cepat dibanding dengan ZPT alami (yang diekstrak dari bagian tanaman).

Namun bagi saya, aplikasi ZPT alami memiliki kelebihan, yaitu selain ramah lingkungan juga cara membuatnya cukup mudah dan murah. Untuk bisa mendapakannya anda cukup mengekstraknya dengan cara difermentasi dengan penggunaan mikroorganisme lokal. Caranya kurang lebih sama seperti pembuatan POC atau PESNAB. 

Pada saat ini dikenal 5 kelompok utama ZPT yaitu Auksin (auxins), Sitokinin (cytokinins), Giberelin (giberelins, GA), etilen, ETH), dan asam absisat (absisic acid, ABA), Dari 5 kelompok utama ZPT dibagi menjadi 3 kelompok lagi berdasarkan sifatnya, yaitu:

  • ZPT mendukung pertumbuhan tanaman (positif) : Auksin, Sitokinin, dan Giberelin
  • ZPT menghambat (inhibitor) pertumbuhan : Asam Absisat (ABA)
  • ZPT dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan : Etilena 
Nah, dalam hal ini saya akan membahas kandungan ZPT yang terdapat dalam air kelapa. Air kelapa merupakan ZPT alami yang dapat digunakan untuk memcau pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan tanaman. Air kelapa mengandung sitokinin dan auksin yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Air kelapa juga mengandung vitamin, mineral, dan sukrosa yang cukup beragam.

ZPT alami memiliki sifat muda terdegradasi sehingga akan terurai bila melalui proses pemanasan tinggi dengan autoklaf. Selain penurunan kandungan ZPT alami, warna air kelapa berubah menjadi kecoklatan. Walaupun terjadi penurunan kandungan ZPT alami sebesar 10 kali lipat, ZPT tersebut masih dapat mendukung pertumbuhan kultur sehingga perlakuan sterilisasi dengan autoklaf tetap dapat digunakan. 

Komposisi ZPT Air Kelapa Muda dalam dua perlakuan pemanasan, dengan pemanasan 50oC selama 10 menit mengandung zat pengatur tumbuh golongan Sitokinin (dalam bentuk Kinetin 273,62 mg/l dan Zeatin 290,47 mg/l) dan golongan Auksin (dalam bentuk IAA 198,55 mg/l). Sementara dengan pemanasan 121oC menggunakan autoklaf mengandung zat pengatur tumbuh golongan Sitokinin (dalam bentuk Kinetin 50,09 mg/l dan Zeatin 28,65 mg/l) dan golongan Auksin (dalam bentuk IAA 20,89 mg/l), dan tanpa perlakuan mengandung zat pengatur tumbuh golongan Sitokinin (dalam bentuk Kinetin 41,13 mg/l dan Zeatin 34,16 mg/l) dan golongan Auksin (dalam bentuk IAA 38,57 mg/l).

Dari data diatas, diketahui bahwa kandungan ZPT dalam air kelapa terdapat hormon golongan auksin dan sitokinin yang paling dominan. Seperti yang kita ketahui, hormon auksin merupakan ZPT yang berperan dalam proses pemanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan pembuluh dan inisiasi akar. Selain itu, tujuan penggunaan hormon auksin yaitu untuk meningkatkan presentase stek yang membentuk akar, memacu inissiasi akar, meningkatkan jumlah dan kualitas akar yang terbentuk, serta meningkatkan keseragaman dalam perakaran.

Beberapa waktu lalu, saya melakukan penelitian mini dengan menggunakan ZPT alami air kelapa dengan percobaan pada stek buah naga. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dihalaman rumah dengan menggunakan media tanam cocopeat dan arang sekam.

Cara penggunaan air kelapa yaitu:
1. Siapkan air kelapa sebanyak 1 liter.
2. Panaskan air kelapa dengan suhu 50 oC selama 10 menit.
3. Setelah dipanaskan, diamkan air kelapa tersebut sampai dingin.
4. Siapkan batang pohon buah naga sesuai kebutuhan.
5. Setelah itu, rendam batang pohon buah naga dalam air kelapa (batang bagian bawahnya) selama 1 jam.
6. Dan stek buah naga siap ditanam.

Terbukti, dengan menggunakan air kelapa, stek buah naga setelah 2 minggu mulai muncul tunas. Dan selama 3 bulan, tunas itu memiliki panjang 60-90 cm, dan akar tumbuh lebat.

Sekian artikel kali ini, mungkin bisa dibuat sebagai bahan penelitian ataupun untuk dicoba dirumah, semoga bermanfaat :)
Selamat mencoba!

Salam Agri!
Share:

Saturday, 4 April 2020

8 Cara Budidaya Cabai Rawit Agar Panen Melimpah


Cabai rawit adalah salah satu jenis sayuran favorit di Indonesia. Tak heran, bahwa cabai rawit di Indonesia banyak di produksi oleh para petani. Bahkan cabai rawit merah sangat digemari karena rasanya yang sangat pedas.

Cabai rawit sangat mudah ditanam di rumah. Cabai rawit juga dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi. Hampir semua jenis tanah cocok ditanami cabai. Namun yang paling baik adalah tanah humus yang kaya akan unsur hara.

Tanaman cabai rawit membutuhkan cahaya matahari yang cukup sepanjang hari. Jika kurang sinar matahari, tanaman akan tumbuh meninggi, daun dan batang lemas, umur panen lebih lama, serta produksi rendah.

Berikut Cara Menanam Cabai Rawit dikutip dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumbar, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan:

1. Siapkan Media Semai

Media yang dianjurkan untuk penyemaian adalah campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar dengan perbandingan 3:2:1. Untuk mencegah serangan penyakit, media semai terlebih dahulu disterilisasi. Sterilisasi dilakukan dengan mengukus media atau dengan menjemur di panas matahari. Kemudian didinginkan, dimasukan ke dalam wadah penyemaian, dan disiram.

Wadah semai yang bias digunakan antara lain polybag kecil, kantung plastik, daun pisang, nampan plastik, atau memanfaatkan gelas plastik bekas minuman yang diberi lubang.

2. Siapkan Benih Benih

Benih diambil dari pertanaman yang sehat, yakni yang berasal dari buah yang telah matang penuh dan sehat. Sebelum benih disemai, terlebih dahulu benih direndam dalam air hangat kuku (suhu 45-50 derajat celcius) selama 1 jam guna mempercepat tumbuhnya benih. Selain dengan air hangat, benih juga dapat direndam dalam larutan fungisida Previcur N dengan dosis 1-2 cc per liter air selama 1 jam. Fungsinya selain untuk mempercepat tumbuhnya benih juga untuk mencegah serangan jamur.

Selama perendaman, benih yang cacat dan yang mengapung dibuang. Setelah itu benih ditiriskan dan dikering anginkan di atas kertas koran agar tidak lengket di tangan saat menyemaikan.

3. Penyemaian

Benih disemai satu persatu dalam wadah semai yang sudah di isi media semai, dan ditutup dengan media semai halus dengan cara diayakan. Untuk mempertahankan kelembaban, persemaian ditutup dengan karung plastik atau goni atau daun pisang. Selama di pesemaian dilakukan penyiraman dengan memercikan air.

Umur 5-7 hari setelah semai, benih akan tumbuh. Tutup persemaian dibuka. Setelah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 helai, bibit dapat dipindahkan ke dalam pot atau polybag besar.

4. Media Tanam dan Penanaman

Media tanam untuk budidaya cabai rawit dalam pot atau polybag adalah campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1. Jika tanahnya padat, dapat ditambahkan sekam bakar atau sekam yang sudah lapuk dengan perbandingan antara tanah, pupuk kandang/kompos dan sekam, 3:2:1. Ukuran pot/polybag besar yang dianjurkan adalah 40x50 cm.

Penanaman atau pemindahan bibit dari polybag kecil ke polybag besar sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit mempunyai waktu yang cukup untuk beradaptasi pada malam hari. Bibit yang ditanam adalah yang telah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 lembar. Sebelum bibit ditanam atau dipindahkan, terlebih dahulu disiram dengan air sampai medianya jenuh. Selanjutnya bibit dikeluarkan dari wadah pembibitan dengan hati-hati dan ditanam pada pot/polybag besar. Media dijaga agar tidak pecah.

5. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menanam cabai rawit. Pemeliharaan harus dilakukan secara disiplin, di antaranya penyiraman, penyiangan, dan pemupukan.

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari jika tidak ada hujan. Penyiangan dilakukan sekali dua minggu dengan cara membuang rumput-rumput liar yang ada di dalam dan di sekitar pot/polybag.

Tunas samping serta sebagian daun yang tumbuh sampai dengan ketinggian 15 - 25 cm dari permukaan tanah dipangkas/dirempel. Pemangkasan bertujuan untuk menghindari percikan air penyiraman yang menempel pada bagian tanaman, batang menjadi kokoh dan kuat, pertumbuhan bagian atas tanaman lebih sempurna, dan sirkulasi udara lebih baik.

Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin menggunakan bahan yang kuat, seperti kayu, bambu atau bahan lainnya.

6. Pemupukan

Pupuk kimia diberikan setelah tanaman berumur 1 bulan. Pupuk yang diberikan adalah NPK. Kemudian larutan pupuk disiramkan pada tanaman sebanyak kurang lebih 200 ml per pot/polybag, satu kali dalam 10 hari.

Sebagai pupuk tambahan dapat juga diberikan air cucian beras, air cucian daging/ikan, pupuk cair (urine ternak), dan pupuk nabati seperti daun Titonia. Air cucian beras atau air cucian daging/ikan sebelum digunakan terlebih dahulu disaring. Urine ternak yang digunakan adalah yang sudah difermentasi.

7. Pengendalian Hama

Tantangan yang cukup berat dalam budidaya cabai adalah serangan hama dan penyakit atau OPT. Hama yang banyak menyerang tanaman cabai rawit antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu kebul, kutu daun, trips dan tungau. Penyakit yang banyak menyerang antara lain: Virus kuning, busuk buah Antraknos, Layu Fusaium, layu bakteri, bercak daun serkos poradan rebah kecambah.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu melakukan budidaya secara sehat yang diawali dengan pemilihan varietas tahan, benih yang bebas serangan OPT, perlakuan benih, sterilisasi media semai, penyiraman, sanitasi lahan dan pemupukan secara teratur, serta pengamatan rutin setiap pagi dan sore hari.

Pengamatan rutin pada pagi dan sore dilakukan karena umumnya hama menghinggapi tanaman pada pagi dan sore hari sampai malam. Jika ditemukan hama, langsung dilakukan pengendalian secara mekanik, yaitu dengan mengambil hama dan membunuhnya.

Selanjutnya disemprotkan pestisi dan abati atau bio pestisida, seperti minyak seraiwangi dengan dosis 1-3 cc/liter air yang ditambah dengan sedikit detergen. Pestisi dan abati lainnya bias dibuat dari daun sirsak, daun mindi, daun bengkuang, bayam duri, bunga kembang puku lempat, tembakau dan lain-lain.

8. Panen dan Pasca Panen

Panen cabai rawit dilakukan saat berumur sekitar 80-90 hari setelah tanam (HST), tergantung pada varietas dan ketinggian tempat umbuh. Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca cerah. Cabai rawit bisa dipanen setiap 1 minggu sekali. Jika budidaya dilakukan dengan benar, cabai rawit mampu berproduksi hingga 2 sampai 3 tahun.

Itulah cara menanam cabai rawit. Kamu pun dapat memperoleh hasil melimpah jika memperhatikan dengan benar cara menanam cabai rawit di atas. Selamat mencoba!

Share:

Tuesday, 22 August 2017

Pengertian Pemuliaan Tanaman


Pemuliaan Tanaman dan Ruang Lingkupnya

Contoh Pemuliaan Tanaman Pada Bunga
Manusia dalam hidup dan kehidupannya mensyaratkan terpenuhinya tiga kebutuhan utaman  yaitu  pangan,  sandang,  dan  papan  atau  tempat  tinggal.  Untuk  memenuhi kebutuhan-kebutuhan  tersebut  manusia  tidak  akan  pernah  lepas  dengan  kehidupan  lain  di atas muka bumi ini, baik hewan, tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi. Tumbuhan yang mengandung makna semua kehidupan flora di muka bumi mencakup dari yang sudah di  domestikasi  dan  terbudidayakan  (domesticated  and  cultivated)  maupun  yang  masih  liar dan belum terdomestikasi dan terbudidayakan (undomesticated and uncultivated). Tanaman adalah  kelompok  tumbuhan  yang  lebih  bersifat  telah  dibudidayakan  dan  dikembangkan untuk  tujuan  pemenuhan  kebutuhan  manusia  dan  mempunyai  posisi  sentral  dalam pemenuhan  kebutuhan  manusia  tersebut.  Sebagai  gambaran  tumbuhan  adalah  kehidupan flora  dalam  suatu  habitat  hutan,  misalnua  akan  didapatkan  berbagai  jenis  flora  baik  yang sudah  teridentifikasi  maupun  yang  belum,  dari  yang  bersifat  semusim  sampai  tegakan tahunan dengan habitus mendominasi ruang tumbuh dan berumur tahunan. Kebutuhan akan pangan  bagi  manusia  sebagai  sumber  utama  adalah  tumbuhan  tanaman  baik  secara langsung maupun dalam bentuk produk berbahan baku dari tanaman baik berupa biji, umbi, buah atau bagian tanaman lainnya. Untuk kebutuhan akan sandang dimana tumbuhan atau tanaman merupakan sumber bahan baku sedang untuk papan jelas tumbuhan mempunyai kontribusi  yang  sangat  besar  dalam  menyediakan  bahan  bangunan  berupa  kayu  atau produk  lainnya  dan  manfaat  lainnya.  Hewan  baik  hewan  darat  maupun  hewan  air  lebih merupakan  sumber  produk  sekunder  atas  dasar  peranannya  sebagai  pengahasil  daging, telur  susu,  kulit  dan  lainnya  yang  untuk  memenuhi  kebutuhan  hidupnya,  hewan  sebagian besar juga tergantung pada kehidupan tumbuhan atau tanaman dan juga kehidupan lainnya.  
Tumbuhan  atau  tanaman  untuk  dapat  hidup  dengan  baik  adan  menghasialn  suatu hasil  atau  produk  baik  berupa  biji,  umbi,  daun,  buah  atau  lainnya  sangat  ditentukan  oleh faktor  luar  yang  tersedia  secara  alami  yaitu  sinar  matahari,  karbondioksida  bebas  dan  air serta  udara.  Sinar  matahari  seagai  sumber  energy  utama  dalam  proses  photosintesis dengan  bahan  baku  air  dan  carbondioksida  bebas  menghasilkan  karbohidrat  yang merupakan  bahan  dasar  utama  untuk  menghasilan  produk  lainnya  dari  tanaman  atau tumbuhan.  Produk  tersebut  dapat  dimanfaatkan  langsung  bagi  manusia  sebagai  sumber pangan  atau  bahan  baku  untuk  olahan  lainnya,  atau  melalui  peranan  hewan  untuk menghasilkan  daging,  telur,  susu,  kulit  dan  lainnya  yang  secara  langsung  atau  tidak langsung  dimanfaatkan untuk  memenuhi kebutuhan  hidup  manusia  baik  untuk  pemenuhan gizi  maupun  kelengkapan  hidup.  Oleh  karena  itu  manusia  sangat  berkepentingan  dengan tanaman  atau  tumbuhan,  sehingga  manusia  berusaha  bagaimana  meningkatkan  nilai tambah  tumbuhan  dan  tanaman melalui  perbaikan-perbaikan  sifat  yang mendukun kualitas dan kuantitas produksi dan upaya tersebut tercakup dalam kegiatan pemuliaan tanaman.
Dengan demikian pemuliaan tanaman secara harfiah berarti upaya dan usaha untuk meningkatkan status dari liar menjadi terbudidaya atau dari bernilai ekonomi rendah menjadi bernilai  ekonomi  tinggi,  dan  secara  historis  dan  alami  kegiatan  pemuliaan  pada  dasarnya sudah berlangsung sejak pendudukan manusai diatas muka bumi. Dengan berkembangnya ilmu  pengetahuan  yang  berkaitan  dengan  kajian  tentang  nilai  ekonomi  tanaman  atau tumbuhan  dan  upaya  perbaikan  sifat-sifatnya  baik  kualitatif  maupun  kuantitatif,  maka dikembangkan suatu cabang ilmu baru yang disebut pemuliaan tanaman (plant breeding).  Secara  definisi  pemuliaan  tanaman  adalah  segala  tindakan  yang  dikaitkan  dengan pengembangan  varietas  baru  yang  bersifat  superior  dan  existing  ones.  Frankel  (1968) mendefinisikan  pemuliaan  tanaman  sebagai  upaya  pengaturan  genetik  tanaman  sehingga tanaman  tersebut  akan  mempunyai  nilai  sosial,  budaya,  ekonomis  dan  aspek  teknologis yang  lebih  baik  dengan  memperhatikan  faktor  lingkungan.  Sedang  menurut  para  ahli  lain pemuliaan  tanaman  diartikan  sebagai  suatu  proses  evolusi  tanaman  yang  dipercepat dengan  adanya  campur  tangan  dan  disesuaikan  dengan  keinginan  manusia,  sehingga perubahan – perubahan yang terjadi berjalan dalam kurun waktu yang lebih singkat dengan penambahan nilai manfaat bagi manusia yang nyata. 
Sebagai  salah  satu  gambaran  dapat  dikemukakan  tanaman  jagung  dengan  nenek moyang  (ancestor)  Teosinte.  Setelah  beberapa  jaman  geologis  mengalami  proses evolusioner  sesuai  teori  evolusi  Darwin  berkembang  menjadi  tanaman  jagung  yang  dapat dimanfaatkan  oleh  manusia  baik  sebagai  bahan  pangan  maupun  bahan  pakan  ternak namun  dengan  kualitas  nutrisi  yang  masih  rendah.  Melalui  berbagai  penelitian  diketahui bahwa  rendahnya  kualitas  nutrisi  secara  pasti  diketahui  bahwa  protein  dalam  jagung memiliki  kandungan  asam  amino  lysine  yang  rendah  dan  hal  ini  ditentukan  oleh  faktor genetik, sehingga dalam perkembangan lebih lanjut varietas unggul jagung diarahkan untuk menghasilkan varietas baru dengan peningkatan kadar asam amino  lysine. Perkembangan terakhir  telah  banyak  dikembangkan  jagung  hibrida  dengan  kemampuan  menghasilkan  biji persatuan luas dan waktu yang sangat tinggi disbanding varietas lama. 
Contoh  yang  lain  cukup  banyak  misalnya  pada  tanaman  kapas  telah  dihasilkan berbagai  variestas  kapas  yang  telah  diperbaiki  sifat  agronomisnya  dari  yang  umur  panen semula  sekitar  160-180  hari  menjadi  110-120  hari  dan  sifat  –  sifat  lain  yang  berkaitan dengan  kualitas  pintal  dan  juga  sifat  ketahanan  hama  Empoasca  spp.  Bahkan  untuk memanfaatkan  lahan  –  lahan  marginal  atau  bermasalah,  pemuliaan  tanaman  untuk perbaikan  sifat  toleransi  atau  ketahanan  terhadap  cekaman  lingkungan  telah  banyak dilakukan.

Hubungan Pemuliaan Tanaman dengan Cabang Ilmu Yang Lain

Untuk  mempelajari  dan  memahami  ilmu  pemuliaan  tanaman  dan  dalam penerapannya  maka  harus  didasari  oleh  pemahaman  cabang  ilmu  yang  lainnya,  antara morphologis  tanaman  yang  termasuk  dalam  biologi  tanaman  termasuk  didalamnya  pola perkembangbiakannya,  ilmu  fisiologi  tumbuhan,  ilmu  lingkungan,  statistik  dan  yang  lebih penting  adalah  ilmu  yang  mempelajari  tentang  susunan  genetis  dan  pola  pewarisan  sifat baik  kualitatif  maupun  kuantitatif  yaitu  ilmu  keturunan  atau  genetika.  Disamping  itu  untuk mengetahui  pola  penyebaran  tanaman  atau  tumbuhan  di  muka  bumi  pengetahuan  tentang jaman  geologi  dan  tahapan  –  tahapan  evolusi  perlu  perhatian  terhadap  ilmu  geografi tumbuhan.  Dalam  perkembangan  lebih  lanjut  pemuliaan  tanaman  modern  tidak  terlepas dengan  pengetahuan  tentang  genetika  molekuler  yang  memandang  DNA  sebagai  sumber informasi  genetic,  sehingga  melalui  rekayasa  genetik  (genetic  engineering)  diharapkan dapat  membantu  menyelesaikan  atau  mengatasi  hambatan  –  hambatan  yang  timbul  pada pemuliaan  tanaman  secara  konvensional,  sehingga  kedepan  pemuliaan  tanaman inkonvensional  dapat  berkembang  untuk  mengakselerasi  pencapaian  tujuan  pemuliaan dalam upaya pemenuhan kebutuhan manusia. 

Beberapa Contoh Hasil Kegiatan Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan  tanaman  yang  sudah  berjalan  sejak  pendudukan  manusia  diatas  bumi telah  menghasilkan  banyak  contoh  baik  yang  dapat  memberikan  manfaat  langsung  bagi manusia  maupun  yang  tidak  langsung.  Dalam  rangka  untuk  memenuhi  kebutuhan  pangan telah  banyak  dihasilkan  berbagai  varietas  baru  baik  pada  padi,  jagung,  gandum,  kacang  – kacangan  maupun  umbi  –  umbian.  Pada  tanaman  padi  telah  banyak  dihasilkan  varietas lama  dengan  hasil  yang  tinggi  dengan  karakter  umur  dalam  habitus  tinggi  dan  rasa  nasi enak. Umur yang panjang dan habitus yang tinggi ternyata tidak dapat mendukung program intensifikasi  pertanian  sebagai  akibat  tuntutan  pemenuhan  kebutuhan  pangan  penduduk yang  meningkat  tajam,  sehingga  untuk  program  intensifikasi  disyaratkan  adanya  varietas padi  yang  berumur  pendek,  habitus  rendah,  hasil  cukup  tinggi  dengan  rasa  nasi  enak. Dengan dikembangnya teknologi budidaya intensif (program intensifikasi) varietas padi lama tersebut  dinyatakan kurang  sesuai,  sehingga  pada  tahun  1970-an, telah  dihasilkan  banyak varietas padi baru dengan habitus pendek, tegak, hasil tinggi, umur pendek, tetapi rasa nasi kurang  enak  dan  rentan  terhadap  serangan  hama  penggerek  batang.  Tetapi  memerlukan masukan  pupuk  yang  tinggi.  Dikembangkannya  varietas  padi  baru  tersebut  bukan sepenuhnya dapat menyelesaikan masalah pangan terbukti dalam perjalanannya kemudian terjadi ekplosi hama wereng dan penggerek batang padi dan varietas baru tersebut ternyata rentan  terhadap  serangan  hama  wereng,  sehingga  perlu  diciptakan  varietas  padi  hybrida dan varietas padi dengan karakteristik spesifik, misalnya padi wangi dan sebagainya.   

Hal  sejenis  juga  terjadi  pada  komoditas  pertanian  lainnya  baik  tanaman  pangan, misalnya  berhasil  diciptakan  varietas gandum  yang  sesuai  untuk  roti  dari  berbagai  sumber tetua,  tanaman  hortikultura  (buah  –  buahan,  sayuran,  bunga  –  bungaan),  misalnya  pada tanaman tomat yang melalui perbaikan sifat melalui radiasi berulang diperoleh varietas baru yang  mempunyai  ukuran  buah  4  kali  lipat  ukuran  buah  semula.  Di  India  telah  dihasilkan varietas  mangga  yang  dapat  tumbuh  pada  populasi  tinggi  mencapai  3-4  kali  populasi mangga umumnya. Pada tanaman industry yang telah mencapai tingkat keberhasilan yang sangat  baik,  misalnya  tanaman  kapas,  tanaman  tebu,  kelapa  sawit,  dan  masih  banyak contoh  yang  lainnya.  Dengan  demikian  pemuliaan  tanaman  tidak  akan  pernah  berhenti dalam  membantu  mengatasi  persoalan  pemenuhan  kebutuhan  manusia  akan  pangan, khususnya  dan  kebutuhan  industrial,  dengan  mengikuti  perkembangan  ilmu  pengetahuan modern  yaitu  dengan  menerapkan rekayasa  genetik  untuk  membantu kesulitan  – kesulitan yang dihadapi pemuliaan secara konvensional.
Share:

Sunday, 25 October 2015

Biochar dari Limbah Tanah Untuk Meningkatkan Sifat Fisik Tanah

Para peneliti di Universidad Politécnica de Madrid telah memperoleh biochar hasil dari limbah kotoran, bahan baru yang dapat meningkatkan sifat-sifat tanah dan meningkatkan hasil panen.

Hasil dari kelompok penelitian Penilaian sumber daya dari Universidad Politécnica de Madrid menyarankan solusi optimal untuk mengelola kotoran dari ayam, sapi dan babi. Biochar, bahan yang diperoleh setelah perlakuan termal dari limbah ini melalui pirolisis, merupakan pupuk organik yang diterapkan di tanah dan tidak hanya memiliki efek positif pada hasil panen, tetapi juga merupakan penurunan yang signifikan dari emisi CO2 dibandingkan dengan aplikasi langsung dari limbah kotoran pada tanah.

Produksi sampah, baik dari sumber perkotaan, industri atau pertanian, merupakan masalah lingkungan yang utama dalam masyarakat kita. Bahkan, daur ulang/menggunakan kembali bahan baku dari limbah yang kita hasilkan adalah beberapa tantangan lingkungan yang kita hadapi saat ini. Uni Eropa memang investasi usaha dalam strategi untuk mempromosikan penggunaan sumber daya yang efisien.

Limbah ini mengandung pupuk, dan produksi telah meningkat selama beberapa tahun terakhir karena pertanian intensif dan telah digunakan secara tradisional di tanah sebagai amandemen organik. Namun, yang produksi volume tinggi dan generasi masalah lingkungan (eutrofikasi dan pencemaran air tanah karena konsentrasi tinggi nutrisi, produksi emisi metana dan bau) membuat diperlukan untuk mencari rute pengelolaan sampah lainnya. Hal ini menyoroti perlakuan panas melalui pirolisis untuk produksi skala besar dari biochar atau BioKarbon yang dapat didefinisikan sebagai bahan karbon yang diperoleh melalui perlakuan panas biomassa pada suhu rendah dan di bawah atmosfer inert.

Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Geologi dan Pertambangan Teknik dan Produksi Pertanian UPM menunjukkan bahwa biochar dihasilkan dari kotoran sapi, babi dan ayam merupakan pupuk organik dengan kandungan tinggi nutrisi, bahan organik stabil dan nilai-nilai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi. Hasil ini memberikan bukti dari efek positif dari menggunakan biochar sebagai pupuk pada tanah untuk hasil panen yang lebih baik.

Selain itu, hasil menunjukkan bahwa pirolisis limbah kotoran memiliki manfaat lingkungan tambahan lain seperti mengurangi pencucian hara tanah dan volume limbah kurang, penghapusan bau dan patogen dari bahan asli. Pirolisis limbah kotoran secara drastis dapat mengurangi emisi CO 2 dibandingkan dengan aplikasi langsung dari limbah kotoran ke tanah.

Demikian untuk artikel kali ini, semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk kita. Jangan lupa di share ya :)
sumber: www.scincedaily.com/releases/2015/05/150506084547.htm
Share:

Thursday, 22 October 2015

Teknik Pemupukan Pada Tanaman Padi dengan Metode SRI

Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan status hara dalam tanah, menyediakan dan menambahkan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman, serta meningkatkan produktivitas tanaman. Pemupukan untuk menambahkan unsur hara dapat dilakukan dengan penyemprotan pupuk organik cair (POC) atau dapat juga disebut dengan MOL (mikroorganisme lokal). Penyemprotan MOL tidak hanya memberikan tambahan unsur hara ke dalam tanah, tetapi juga menambahkan kelimpahan bakteri pengurai ke dalam tanah untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan mengurai hara yang komplek menjadi lebih sederhana agar lebih cepat diserap oleh tanaman. Selain itu, penyemprotan MOL sebainya di arahkan ke tanah bukan ke tanaman.
Konsentrasi larutan dalam penyemprotan MOL diharapkan jangan terlalu pekat untuk menghindari terjadinya proses dekomposisi yang berlebihan pada tanah yang mengakibatkan akan menguningnya tanaman untuk sementara karena unsur N yang ada dipergunakan oleh bakteri pengurai untuk aktivitasnya. Proses dekomposisi yang berlebihan juga akan terjadi bila menggunakan pupuk kandang atau daun-daunan segar secara langsung ke sawah tanpa proses pengkomposan terlebih dahulu sehingga tidak baik bila diaplikasikan pada sawah yang sudah ada tanaman padinya. Tetapi resiko penggunaan MOL atau POC yang berlebihan atau terlalu pekat tetap akan jauh lebih ringan daripada penggunaan bahan kimia.
Interval penyemprotan MOL dilakukan setiap 10 hari sekali, dimana penyemprotan MOL kaya kandungan N dapat dilakukan pada usia tanaman padi 10 – 40 hari setelah tanam (HST) tetapi penyemprotan MOL kaya N juga dapat dilakukan kapanpun apabila diperlukan pada kondisi padi terlihat mengalami kahat/kekurangan N dengan gejala daun menguning. Penyemprotan MOL yang kaya P dan K sebanyak 2 atau 3 kali saat tanaman padi sudah memasuki usia sekitar 60 HST untuk memperbaiki kualitas pengisian gabah dengan interval penyemprotan setiap 10 hari.
Sehingga, penyemprotan dengan MOL dapat dilakukan sebagai berikut:
1). Penyemprotan I, dilakukan pada saat umur 10 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari daun gamal, rebung atau keong mas dengan dosis 20 liter/ha.
2). Penyemprotan II, dilakukan pada saat umur 20 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari daun gamal, rebung atau keong mas, dengan dosis 30 liter/ha.
3). Penyemprotan III, dilakukan pada saat umur 30 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari urine sapi, rebung atau keong mas, dengan dosis 30 liter/ha.
4). Penyemprotan IV, dilakukan pada saat umur 40 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari batang pisang, dengan dosis 30 liter/ha.
5). Penyemprotan V, dilakukan pada saat umur 50 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari serabut kelapa, dengan dosis 30 liter/ha.
6). Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 60 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari buah-buahan, sayur-sayuran atau nasi dengan dosis 30 liter/ha.
7). Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 70 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari buah-buahan, sayur-sayuran atau nasi, dengan dosis 30 liter/ha.
8). Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 80 HST, dengan menggunakan MOL yang terbuat dari terasi, dengan dosis 30 liter/ha.


Begitulah kira-kira teknik pemupukan dengan metode SRI, semoga ada pencerahan untuk mengembangkan kebutuhan pangan di Indonesia, khususnya di daerah para pembaca. Sekiranya bermanfaat, mohon di share ya :)
Terima kasih sudah berkunjung. 

Baca juga:  Prinsip Budidaya Padi dengan Metode SRI
Share:
Powered by Blogger.

Anda Adalah Pengunjung Ke:

Cari Judul yang Asyik

?max-results="+numposts4+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts23\"><\/script>");

Contact Form

Name

Email *

Message *

Stay Connected

Popular Posts

Labels