Pengembangan dalam bidang pertanian untuk Indonesia Raya

Cari Disini

  • Pengertian Pemuliaan Tanaman

    Pemuliaan Tanaman dan Ruang Lingkupnya Contoh Pemuliaan Tanaman Pada Bunga Manusia dalam hidup dan kehidupannya mensyaratkan terpenuhinya tiga kebutuhan utaman yaitu pangan, sandang, dan papan.

  • Teknik Pemupukan Pada Tanama Padi

    Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan status hara dalam tanah, menyediakan dan menambahkan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman, serta meningkatkan produktivitas tanaman.

  • Proses Pengolahan Kelapa Sawit

    Dalam pengadaan agribisnis pada umumnya, ada empat subsistem ditambah factor pendukung yang harus diperhatikan.

  • Manfaat Air Kelapa Bagi Tanaman

    Selama ini air kelapa digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh kita, tapi tahukah sobat? Bahwa air kelapa banyak manfaatnya lho untuk tanaman.

  • Pengertian Agrowisata dan Beberapa Contoh Agrowisata

    Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal...

Tuesday 20 October 2015

Genetika dan Pemuliaan Pada Tanaman Padi


Satu set genom padi terdiri atas 12 kromosom. Karena padi adalah tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel seksual).
Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika tumbuhan karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa (base pairs, bp). Sebagai tanaman model, genom padi telah disekuensing, seperti juga genom manusia. Hasil sekuensing genom padi dapat dilihat di situs NCBI.
Perbaikan genetik padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal berbagai macam ras lokal, seperti 'Rajalele' dari Klaten atau 'Pandanwangi' dari Cianjur di Indonesia atau 'Basmati Rice' dari India utara. Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (padi gogo) yang tidak memerlukan penggenangan atau padi rawa yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi.
Pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya IRRI di Filipina sebagai bagian dari gerakan modernisasi pertanian dunia yang dijuluki sebagai Revolusi Hijau. Sejak saat itu muncullah berbagai kultivar padi dengan daya hasil tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia. Dua kultivar padi modern pertama adalah 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia diadaptasi menjadi 'PB5' dan 'PB8'). Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak karena rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi wabah hama wereng coklat pada tahun 1970-an.
Ribuan persilangan kemudian dirancang untuk menghasilkan kultivar dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama dan penyakit padi. Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan dan baru kembali pulih sejak tahun 2007.
Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an memungkinkan perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di Swiss mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi toksin bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan penggunaan pestisida. IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, merakit "Padi emas" (Golden Rice) yang dapat menghasilkan provitamin A pada berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan defisiensi vitamin A di berbagai negara berkembang. Suatu tim peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang menghasilkan toksin bagi bakteri kolera. Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat menjadi alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara berkembang.
Sejak tahun 1970-an telah diusahakan pengembangan padi hibrida, yang memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain.
Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan perancangan kultivar mengandung karoten (provitamin A).

Share:

Monday 19 October 2015

Sejarah dan Pengertian Pertanian Organik


Sejarah pertanian merupakan bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Adanya pertanian ketika manusia bisa menjaga ketersediaan bahan makanan bagi manusia tersebut. Segala sesuatu yang diusakan dalam menciptakan dan mengembangkan pertanian itu disebut dengan kebudayaan agraris.
Menurut beberapa literatur bahwa yang pertama kali mengenalkan sistem pertanian organik adalah Sir Albert Howard. Seorang ahli pertanian berkebangsaan Inggris, dia banyak mempelajari ilmu pertanian di India, semenjak jadi konsultan pertanian di negara tersebut. Apa yang ia dapatkan dalam belajar pertanian di negri barat ia padukan dengan sistem pertanian tradisional di India. Diantara yang ia perhatikan adalah kesinambungan pertanian tradisional yang menekankan pada aspek kesehatan dan kesuburan dengan kelestarian lingkungan dan kesehatan tanaman. 
Dalam perjalanannya dia mengembangkan pertanian organik dan menghasilkan teknik-teknik pertanian organik yang dijadikan jurnal pertanian organik dan dikembangkan di berbagai negara. Selain itu, Howard membuat beberapa buku tentang pertanian organik, diantaranya Warisan Pertanian, Produk Limbah Pertanian, Bertani dan Berkebun untuk Kesehatan atau Penyakit, Tanah dan Kesehatan Sebuah Studi Pertanian Organik. Buku-buku tersebut yang terus menjadikan pertanian semakin berkembang di dunia. 
Namun setelah ada program Swasembada Pangan pada era orde baru yang menyatakan Revolusi Hijau menekankan petani untuk bisa memaksimalkan hasil pertanian dengan cara-cara modern yang melibatkan bahan-bahan kimia maka pertanian organik menjadi menghilang, kebiasaan-kebiasaan petani mandiri yang tidak tergantung pada produk kimia menjadi bergantung dan kecanduan, Sehingga pertanian organik mulai ditinggalkan dan melahirkan pertanian modern yang nampaknya tidak memperhatikan aspek kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan.
Seiring terus berkembang kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan yang diakibatkan oleh pupuk dan pestisida kimia maka masyarakat indonesia saat ini mulai kembali pada sistem pertanian organik atau mungkin sekarang dikenal dengan pertanian berkelanjutan yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat besar.Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20% per tahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
1. Penyediaan pupuk organic
Permasalahan pertanian organik di Indonesia sejalan dengan perkembangan pertanian organik itu sendiri.Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk organik sebagai sumber hara utama.Dalam sistem pertanian organik, ketersediaan hara bagi tanaman harus berasal dari pupuk organik.Padahal dalam pupuk organik tersebut kandungan hara per satuan berat kering bahan jauh dibawah realis hara yang dihasilkan oleh pupuk anorganik, seperti Urea, TSP dan KCl.
2. Teknologi pendukung
Setelah masalah penyediaan pupuk organik, masalah utama yang lain adalah teknologi budidaya pertanian organik itu sendiri. Teknik bercocok tanam yang benar seperti pemilihan rotasi tanaman dengan mempertimbangkan efek allelopati dan pemutusan siklus hidup hama perlu diketahui. Pengetahuan akan tanaman yang dapat menyumbangkan hara tanaman seperti legum sebagai tanaman penyumbang Nitrogen dan unsur hara lainnya sangatlah membantu untuk kelestarian lahan pertanian organik. Selain itu teknologi pencegahan hama dan penyakit juga sangat diperlukan, terutama pada pembudidayaan  pertanian organik di musim hujan.
3. Pemasaran
Pemasaran produk organik didalam negeri sampai saat ini hanyalah berdasarkan kepercayaan kedua belah pihak, konsumen dan produsen.Sedangkan untuk pemasaran keluar negeri, produk organik Indonesia masih sulit menembus pasar internasional meskipun sudah ada beberapa pengusaha yang pernah menembus pasar international tersebut. Kendala utama adalah sertifikasi produk oleh suatu badan sertifikasi yang sesuai standar suatu negara yang akan di tuju. Akibat keterbatasan sarana dan prasarana terutama terkait dengan standar mutu produk, sebagian besar produk pertanian organik tersebut berbalik memenuhi pasar dalam negeri yang masih memiliki pangsa pasar cukup luas.Yang banyak terjadi adalah masing-masing melabel produknya sebagai produk organik, namun kenyataannya banyak yang masih mencampur pupuk organik dengan pupuk kimia serta menggunakan sedikit pestisida.

Terimakasih sudah berkunjung. semoga bermanfaat :)

Share:

Pengendalian Hayati Pada Starthistle Kuning

          Pengendalian biologis adalah penggunaan musuh alami (agen kontrol biologis) untuk mengontrol target gulma. Tujuannya adalah untuk membangun mandiri populasi agen kontrol biologis yang akan berkembang biak dan menyerang target gulma seluruh jangkauan. Kebanyakan rumput berbisa di Amerika Utara adalah eksotis dan tanpa musuh alami khusus yang terjadi di daerah asal mereka. Akibatnya, tanaman ini memiliki keunggulan kompetitif atas spesies asli kami, yang memiliki herbivora khusus mereka sendiri dan penyakit. Penggunaan kontrol biologi untuk mengelola bahaya gulma berbeda dari metode lain dalam manajemen langkah-langkah yang tidak diarahkan pada patch tertentu atau infestasi. Agen kontrol biologis organisme hidup dan pengelola lahan tidak bisa secara akurat mengarahkan aktivitas mereka. Sebaliknya, tujuan dari program ini adalah untuk melepaskan agen kontrol di lokasi strategis seluruh wilayah penuh dengan niat bahwa agen kontrol akan membangun, membangun tinggi populasi, dan menyebar ke seluruh kutu. Akhirnya, semua bidang dipenuhi oleh target gulma akan dijajah. Pembentukan, membangun-up, dan penyebaran agen kontrol biasanya membutuhkan tahun, sehingga metode ini diarahkan pada pengendalian jangka panjang dari gulma.
       Bertahun-tahun yang diperlukan untuk penelitian, pengujian, dan melepaskan kontrol biologi untuk digunakan pada gulma sasaran. Akibatnya, biokontrol biasanya dikembangkan untuk paling merusak dan luas gulma. Dalam pengembangan dari kontrol biologis gulma, ilmuwan memeriksa gulma sasaran di daerah asalnya dan mengidentifikasi musuh alami yang paling menjanjikan untuk digunakan sebagai agen potensial. Sebuah tingkat tinggi host-spesifisitas sangat penting untuk sukses kontrol biologis gulma, dan musuh alami bahwa serangan tanaman pertanian atau asli terkait spesies ditolak. Untuk starthistle kuning, penelitian pada kontrol biologis dimulai pada pertengahan 1960-an dan yang berlanjut hari ini.

Musuh alami Terkait dengan Kontrol Starthistle Kuning
SERANGGA
      Semua serangga dilepas untuk mengendalikan starthistle kuning menyerang kepala bunga. Semua menyimpan telur mereka baik di dalam atau di kuncup bunga yang belum matang dan pakan larva mereka langsung pada benih mengembangkan atau menghancurkan daerah disk yang benih berkembang. Sebuah survei di seluruh negara bagian kepala serangga benih menemukan merak palsu terbang menjadi serangga itu yang paling umum ditemukan kembali di 99% dari lokasi sampel. Kedua serangga yang paling umum adalah kumbang berbulu, yang ditemukan pada 80% dari lokasi sampel (Pitcairn et al. 2003).
     Beberapa patogen tanaman yang dikenal untuk menyerang bibit starthistle kuning dan mawar di California: Sclerotinia kecil, Colletotrichum gloeosporioides dan spesies baru Ascophyta (Woods 1996, Woods dan Fogle 1998, Pitcairn et al 2000b.). Ketiga spesies secara alami hadir di California. Bibit starthistle kuning diamati untuk menjadi penuh dengan Ascophyta n. sp. selama dua musim dingin di satu lokasi di California tengah (Woods 1996). Kedua patogen ini tidak menjadi tuan rumah yang spesifik dan dapat menginfeksi tanaman penting termasuk selada (Pitcairn et al. 2000b). Berbeda dengan Ascophyta n. sp., patogen ini lebih agresif pada suhu hangat, menyebabkan gejala ditandai dengan layu dan menguning (Woods dan Fogle 1998). Hal ini penting untuk dicatat bahwa tidak ada patogen ini telah disetujui untuk digunakan sebagai agen kontrol biologis dan lahan manajer perlu mengandalkan alami infeksi jika manfaatnya dapat direalisasikan.

Status saat ini dari Pengendalian Biologis Starthistle Kuning
       Dampak gabungan dari lima serangga (kecuali lalat merak) telah dievaluasi di tiga lokasi penelitian jangka panjang di tengah California (Pitcairn et al. 2002). Tiga serangga lain gagal untuk membangun nomor tinggi dan memiliki sedikit dampak pada produksi benih. Sejak tahun 1995, produksi benih di lokasi penelitian tiga telah terus menurun karena peningkatan yang stabil dalam serangan oleh kumbang berbulu dan merak lalat palsu. Dua tambahan agen kontrol biologis sekarang dalam persiapan untuk digunakan di California. Kedua biologis agen kendali (belum dirilis) adalah roset bonggol (Ceratapion bassicorne). Diharapkan bahwa dua agen kontrol biologis baru ini akan melengkapi sebuah serikat herbivora dan patogen mencukupi untuk mengontrol starthistle kuning di bagian barat Amerika Serikat. 
Pilihan Pengendalian Agen Biologis
          Dari semua serangga kepala benih, hanya dua, kumbang berbulu dan merak lalat palsu, telah terbukti secara konsisten membangun nomor tinggi dan menyebabkan sejumlah besar kerusakan benih (Pitcairn dan DiTomaso 2000, Woods et al. 2002, Pitcairn et al . 2003). Kombinasi dari kedua serangga ini telah dilaporkan untuk mengurangi produksi benih sebesar 43 76% (Pitcairn dan DiTomaso 2000). Balciunas dan Villegas (1999) melaporkan penurunan 78% dalam produksi benih saat kepala benih yang terkandung merak palsu larva lalat saja. Kumbang berbulu adalah agen disetujui dan tersedia untuk digunakan untuk pemilik tanah. Palsu merak lalat bukan diizinkan agen kontrol biologis dan karena itu tidak tersedia. Meskipun demikian, merak lalat palsu adalah serangga yang sangat umum dan ditemukan hampir di mana-mana bahwa starthistle kuning diketahui terjadi (Pitcairn et al. 2003). Sangat mungkin bahwa merak lalat palsu sudah hadir di lokasi yang diidentifikasi untuk kontrol starthistle kuning (untuk memeriksa ini, lihat metode pemantauan, di bawah). Dalam mengembangkan program pengendalian biologis, dianjurkan bahwa upaya diarahkan pada pembentukan kumbang berbulu di seluruh wilayah penuh; diharapkan bahwa merak lalat palsu akan membangun sendiri.
Metode dan Waktu
PEMILIHAN LOKASI PELEPASAN
        Tujuan dari program pengendalian biologis adalah untuk membangun populasi mandiri dari agen kontrol biologis di lokasi di seluruh wilayah penuh. Pertama, situs rilis harus diidentifikasi untuk agen kontrol biologis. Lokasi pelepasan harus mengandung setidaknya satu acre starthistle kuning yang terganggu oleh peralatan pertanian, lalu lintas kendaraan, ternak (tidak ada penggembalaan), memotong, dan penggunaan pestisida. Situs-situs yang berlindung kecil yang memungkinkan agen kontrol untuk mereproduksi dan membangun nomor tinggi yang akhirnya menyebar luar ke dalam populasi starthistle kuning yang berdekatan. Untuk membangun populasi mereka, agen kontrol memerlukan starthistle kuning untuk mereproduksi dan berkembang. Serangga dibunuh jika tanaman hancur sebelum pematangan bunga. Lokasi pelepasan harus memiliki kutu cukup padat starthistle kuning; Namun, populasi tanaman tidak harus begitu padat sehingga tanaman stres dan terhambat. Situs rilis yang ideal adalah daerah di mana penerapan herbisida tidak diizinkan, seperti di dekat koridor sungai, atau daerah yang tidak terjangkau oleh peralatan seperti bukit atau jurang. Hal ini tidak perlu untuk melepaskan serangga mana-mana di sebuah pemandangan. Sebaliknya, beberapa lokasi strategis yang tersebar di seluruh properti yang cukup. Jarak antara lokasi rilis bisa sebanyak lima mil dan masih menghasilkan penyebaran efektif dan cakupan oleh agen kontrol biologis.

RILIS DARI KUMBANG BERBULU
      Kumbang berbulu memiliki satu generasi per tahun. Hal overwinters bawah sampah tanaman dekat pangkal tanaman starthistle kuning, bersama barisan pagar, atau di dasar pohon (Pitcairn et al. 2004). Ini berakhir diapause di akhir musim semi ketika dewasa dapat dilihat memakan tunas muda tanaman starthistle kuning baru melesat. Koleksi kumbang berbulu untuk distribusi ke daerah-daerah baru yang terbaik pada akhir Juni dan awal Juli ketika perempuan mulai untuk deposit telur ke dalam kepala benih. Di California, kumbang berbulu tersedia tanpa biaya kepada pengguna dari Office setiap County Komisaris itu Pertanian. Untuk setiap rilis, hanya 100 orang dewasa kumbang yang diperlukan untuk membangun populasi yang layak. Jika kumbang yang tersedia lebih, yang terbaik adalah untuk mendistribusikan mereka sebagai banyak lokasi yang berbeda sebanyak mungkin, daripada berkonsentrasi mereka di satu atau dua situs rilis.
Pemantauan Benih Kepala Serangga

Kumbang Berbulu
        Kehadiran kepala serangga benih terbaik ditentukan dengan mencari serangga dewasa duduk di kuncup bunga atau dengan mengamati kerusakan yang disebabkan oleh masing-masing serangga "(Pitcairn et al. 2004). Kumbang berbulu sangat merusak kepala benih dan kerusakan adalah khas. Kedua pria dan wanita memakan kuncup bunga berkembang muda dengan mengunyah lubang kecil di dasar tunas dan menggerogoti jaringan berkembang (Connett dan McCaffrey 2004). Kerusakan makan ini menyebabkan tunas muda seluruh (tunas dengan diameter kurang dari 1/8 inci) untuk mati dan berubah menjadi cokelat. Pada lokasi dengan populasi tinggi kumbang berbulu, sebagian kuncup bunga muda dapat dibunuh oleh kerusakan makan mereka. Setelah kehancuran kuncup bunga awal, tanaman merespon dengan mengembangkan bunga di sepanjang batang. Ini secara substansial mengubah arsitektur tanaman. Tanaman tidak rusak memiliki bunga yang terletak di bagian atas tanaman pada panjang batang, sementara tanaman yang rusak akibat E. villosus kurang lebat dengan bunga terletak dekat dengan cabang di batang pendek. Kemudian, kumbang oviposits perempuan dengan mengunyah lubang di sisi kepala bunga dan deposito telur di dalam kepala. Lubang kemudian diisi dengan plug hitam oleh perempuan untuk melindungi telur. Tanaman merespon kerusakan mengunyah dengan memancarkan getah gelap yang mengisi sekitar area yang rusak dari kepala bunga. 

Lalat Merak Palsu
         Lalat merak palsu dapat dideteksi dengan mencari ovipositing orang dewasa atau dengan merobek kepala benih dan mengamati larva dan pupa. Lalat dewasa sedikit lebih kecil dari lalat, dan memiliki tubuh berambut pirang dengan garis-garis cokelat di sayap jelas. Mereka mudah terlihat duduk di kepala benih siang hari. The oviposits perempuan dengan memasukkan ovipositor nya antara bracts dari kuncup bunga yang belum dibuka dan menyetorkan beberapa telur. Setelah menetas, larva liang seluruh kepala benih dan pakan pada benih berkembang. Bila sudah siap untuk menjadi kepompong, larva menjadi kapsul kepompong bengkak yang pirang dalam warna dan sekitar 1/10 inci panjang. Kepompong yang biasanya terletak di dekat pangkal bracts. Mereka dapat dilihat dengan melanggar terbuka kepala benih. Dewasa dapat ditangkap dengan jaring menyapu melewati tanaman.

BENIH KEPALA SERANGGA LAINNYA
           Larva lalat empedu, U. siru naseva, menghasilkan keras, kayu galls dalam kepala benih (Pitcairn et al. 2004). Mereka terjadi seperti kacang keras kecil di dalam kepala, sekitar 1/10 inci diameter. Dewasa lalat sering mencari makan di antara kepala benih. Empedu dewasa lalat adalah sekitar setengah ukuran merak lalat palsu dan tubuh mereka berwarna hitam dengan kaki kuning sementara sayap mereka jelas-diwarnai dengan tanda hitam di seluruh permukaan.
       Kehadiran kumbang bud, B. orientalis, di sebuah situs terbaik ditunjukkan oleh adanya telur atau langsung di bawah kuncup bunga. Telur bulat, struktur bola-seperti hitam terpaku batang. Dalam struktur hitam adalah kuning telur tunggal. Betina mengeluarkan bahan hitam yang menutupi telur untuk mematuhi telur ke pabrik dan untuk melindunginya dari pengeringan.

Ekonomi
          Keuntungan utama dari gulma kontrol biologis adalah bahwa hal itu dianggap lingkungan aman, hemat biaya, dan mandiri. Tingginya biaya pengembangan pengendalian biologis ditanggung dimuka dalam eksplorasi asing, pengujian tuan rumah, dan memungkinkan calon agen kontrol biologis. Namun, manfaat jangka panjang yang signifikan dari program biocontrol sukses membuatnya sangat hemat biaya. Setelah disetujui dan dirilis, distribusi agen umumnya dilakukan oleh badan-badan federal dan negara. Di California, California Departemen Pangan dan Pertanian dan Kantor Komisaris Pertanian County mendistribusikan agen kontrol biologis tanpa biaya kepada pengelola lahan. Idealnya, jika kontrol biologi berhasil, populasi gulma akan perlahan-lahan menurun dan menjadi jauh lebih mudah untuk mengelola menggunakan metode pengendalian konvensional. Dalam program yang sangat sukses, kontrol biologis dapat menghilangkan kebutuhan untuk upaya pengendalian tambahan sama sekali. Beberapa biaya mungkin hasil dari penundaan antara rilis dari agen dan saat populasi mereka telah meningkat cukup untuk menyebabkan penurunan populasi tanaman. Penundaan ini mungkin cukup besar. Untuk starthistle kuning, 4-6 tahun berlalu sebelum pengurangan populasi starthistle diamati di dua situs pemantauan jangka panjang.

Risiko
          Meskipun aspek yang sangat positif dari pengendalian biologis, beberapa risiko yang ada. Risiko ini terkait dengan pengenalan organisme eksotis dan dapat mengakibatkan dampak langsung atau tidak langsung untuk spesies non-target. Dampak langsung terjadi dengan makan pada spesies tanaman non-target. Tidak langsung dampak non-target terdiri dari perubahan dalam kelimpahan predator endemik (seperti tikus lapangan) yang dapat mengubah perilaku mencari makan dan mengeksploitasi sumber daya baru. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dalam jaringan makanan masyarakat.
Berdasarkan kesamaan genetik, starthistle kuning paling erat terkait dengan spesies lain dalam suku Cardueae. Dalam suku ini adalah safflower (Carthamus tinctorius), artichoke (Cynara scolymus), bunga matahari (Helianthus annuus) dan Cirsium, genus onak asli (Stevens et al. 1990, Keil 2004). Banyak survei potensi spesies non-target ini telah dilakukan (Villegas et al 1999, 2000b;. Balciunas dan Villegas 1999), dan tidak ada bukti penggunaan non-target tanaman pertanian dan asli memiliki belum diamati. Beberapa penggunaan tanaman eksotis lainnya oleh bioagents starthistle kuning telah diamati. 
Risiko dampak tidak langsung juga tampaknya sangat rendah untuk agen kontrol biologis starthistle kuning. Pearson et al. (2000) menemukan bahwa lalat empedu digunakan sebagai agen biokontrol pada knapweed tutul (Centaurea maculosa), menyebabkan peningkatan langsung dalam populasi tikus rusa dengan menyediakan sumber makanan selama musim dingin Montana. Namun, skenario yang sama tidak mungkin dengan starthistle kuning, karena starthistle kuning nikmat daerah ringan-musim dingin dan merupakan tanaman tahunan yang mati pada musim dingin.
Share:

Friday 16 October 2015

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS PERTANIAN ORGANIK


Istilah ‘pertanian berkelanjutan’ (sustainable agriculture) digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas kehidupan di pedesaan. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas serta kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan.
Pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan sumber daya yang  dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam yang memiliki ciri-ciri diantaranya : a) kualitas sumberdaya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan (dari manusia, tanaman dan hewan sampai organisme tanah) ditingkatkan; b) petani mendapat penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, sesuai dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan serta dapat melestarikan sumberdaya alam; c) sumberdaya dan kekuasaan disistribusikan sedemikian rupa sehingga keperluan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi dan begitu juga hak mereka dalam penggunaan lahan dan modal yang memadai; d) masyarakat berkesempatan untuk berperan serta dalam pengambilan keputusan; e) martabat dasar semua makhluk hidup (manusia, tanaman, hewan) dihargai dan menggabungkan nilai kemanusiaan yang mendasar (kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerjasama, rasa sayang) dan f) masyarakat desa memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi usaha tani yang berlangsung terus, misalnya, populasi yang bertambah, kebijakan dan permintaan pasar.
Pertanian berkelanjutan merupakan pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud adalah penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan.

Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :)
lihat juga >>>INI
Share:

Pertanian Organik dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan


Pertanian organik merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian seperti tumpangsari, penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca panen. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang menghindari atau sangat membatasi penggunaan pupuk kimia (pabrik), pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan. Pertanian organik meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia.
Pertanian organik juga merupakan salah satu teknologi alternatif yang memberikan berbagai hal positif yang dapat diterapkan pada usaha tani produk-produk bernilai komersial tinggi dan tidak mengurangi produksi. Untuk menerapkan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, perlu dilakukan upaya diantaranya yakni sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pertanian yang ramah lingkungan. Penggalakkan konsumsi produk hasil pertanian organik dan usaha tani yang berorientasi pasar global perlu menekankan aspek kualitas, keamanan, kuantitas dan harga bersaing.
Pada awalnya, praktek pertanian yang menggunakan bibit unggul yang dihasilkan oleh perusahaan benih dan bahan-bahan kimia buatan pabrik (agrokimia) dirasakan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian. Namun, setelah beberapa dekade, praktek tersebut menimbulkan permasalahan khususnya terhadap kerusakan ekosistem lahan pertanian dan kesehatan petani itu sendiri.
Keberhasilan pembangunan pertanian selama ini telah memberikan dukungan yang sangat tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan rakyat Indonesia, namun demikian disadari bahwa dibalik keberhasilan tersebut terdapat kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki. Produksi yang tinggi yang telah dicapai banyak didukung oleh teknologi yang memerlukan input (masukan) bahan-bahan anorganik yang tinggi terutama bahan kimia pertanian seperti pupuk urea, TSP/SP-36, KCl, pestisida, herbisida dan produk-produk kimia lainnya yang berbahaya bagi kesehatan dengan dosis yang tinggi secara terus- menerus yang terbukti menimbulkan banyak pencemaran yang dapat menyumbang degradasi fungsi lingkungan dan perusakan sumberdaya alam.
Sebagai penutup, pertanian organik merupakan bagian pendekatan yang penting dalam sistem pertanian berkelanjutan yang mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan. Dengan pertanian organik membuat kita semakin mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Back to Nature and Go Organic !

Share:

GENERASI MUDA DAN MASA DEPAN PERTANIAN INDONESIA



 Di tengah-tengah banyaknya pekerjaan rumah di sektor pertanian muncul kekurangtertarikan tenaga kerja muda terhadap sektor ini. Itu ditandai dengan menurunnya minat lulusan siswa menengah atas memilih fakultas pertanian. Apakah ini bukan ancaman bagi masa depan sektor pertanian, bahkan bagi masa depan bangsa Indonesia?
Rendahnya animo calon mahasiswa untuk memilih jurusan/program studi pertanian disebabkan oleh banyak hal, baik yang berasal dari internal institusi maupun faktor eksternal. Beberapa hal tersebut antara lain:

1. Pertama kesan yang menunjukkan bahwa pertanian selalu berhubungan dengan rakyat kecil, petani tua yang tidak berdaya, bergelut dengan lumpur, panas, kotor, dengan penghasilan rendah dan tidak menjanjikan masa depan, tampaknya tidak mudah untuk dihilangkan. Padahal pada era teknologi seperti sekarang ini, pendidikan pertanian diarahkan untuk menghasilkan teknokrat bahkan enterpreneurship pertanian. Bidang pertanian tidak lagi sempit hanya bercocok tanam di sawah tetapi sudah sangat berkembang teknologinya seperti kultur jaringan, hidroponik, aeroponik, rekayasa genetika, teknologi publikasi pertanian dan sebagainya, yang jauh dari kesan kotor dan tak punya masa depan. Dengan demikian, ruang lingkup pekerjaan sarjana pertanian tidak hanya yang berhubungan dengan budidaya tanaman di lahan tetapi juga lembaga penelitian, instansi pemerintah, perusahaan agrobisnis, perbankan, sampai wirausaha mandiri.
2. Kedua, publikasi tentang pertanian di berbagai media massa baik cetak maupun elektronik lebih banyak menampilkan berita tentang kegagalan pertanian seperti banjir, kekeringan, serangan hama, puso, dan sebagainya, sehingga secara tidak langsung menjadi black campaine bagi calon mahasiswa. Ketiga, adalah keberpihakan pemerintah terhadap pertanian yang masih kurang. Penurunan subsidi sarana produksi pertanian yang berimbas pada tingginya harga sarana produksi pertanian, kebijakan bebas bea fiskal bagi import hasil pertanian, kebijakan beras import, tidak adanya insentif bagi petani dan sebagainya adalah contoh kebijiakan pemerintah yang kurang berpihak pada petani yang pada akhirnya menyebabkan berbagai masalah tingkat kesejahteraan petani yang tidak beranjak naik.

Kondisi tersebut turut mempengaruhi generasi muda di desa yang beramai-ramai menjadi kaum urban, meninggalkan desa dan status petani. Anak-anak petani lebih memilih bekerja di kota yang menyebabkan kosongnya kantong-kantong pertanian potensial dan berkurangnya generasi muda potensial di pedesaan. Ini disebabkan masih membudayanya pandangan petani sebagai pekerjaan kelas dua, di samping masih sempitnya kesadaran dan pemahaman akan potensi pertanian. Hal tersebut menunjukkan bahwa daya tarik sektor pertanian di Indonesia masih lemah, sehingga banyak lulusan sarjana pertanian yang kurang tertarik terjun ke bidang tersebut, padahal lahan yang tersedia cukup luas. Hal itu terjadi karena paradigma belum berubah, seolah-olah sarjana kerjanya di instansi pemerintah. Padahal, lahan pertanian harus menjadi lokomotif ekonomi yang dapat menghela aneka keahlian lainnya, sehingga merenda pendekatan pembangunan yang sistematik.
Seperti kita ketahui Indonesia memiliki potensi sangat besar di bidang pertanian ditinjau dari ketersediaan lahan, kesesuaian iklim, tenaga kerja (melimpah), komoditas beragam, dan kekayaan hayati. Indonesia memiliki lahan luas, yang dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian berkelanjutan. Hal tesebut didukung pula dengan iklim tropis serta banyak jenis tanaman yang dapat dikembangkan di Indonesia. Ditambah lagi dengan daerah bergunung yang cocok untuk tanaman subtropis. Komoditas pertanian menjadi beragam, seperti perkebunan, pangan, rempah dan obat, energi nabati, hortikultura (sayur, buah, flora), serta serat alam. Indonesia menjadi salah satu pemasok utama dunia, antara lain, komoditas kelapa sawit, kakao, teh, kopi, karet alam, dan rempah.


Indonesia adalah salah satu negara pusat megabiodivesitas. Kekayaan hayati merupakan potensi yang dapat digali, dikembangkan, dan diberi nilai ekonomi, untuk mencapai ketahanan pangan, seperti spesies/varietas berproduksi tinggi dan tahan terhadap kondisi lingkungan merugikan, serta berbagai jenis tanaman untuk diversifikasi pangan, pupuk hayati, dan pestisida biologi. Juga menjadi potensi seiring dengan kecenderungan global kembali ke alam, di mana produk-produk tumbuhan (herbal) semakin populer dan memasuki gaya hidup modern (sebagai obat, suplemen, kosmetik dan produk perawatan kecantikan, terapi aroma, relaksasi, serta spa).
Bagi kelangsungan hidup secara berkelanjutan, manusia memilih hasil tumbuhan dalam memenuhi berbagai kebutuhan. Kebutuhan berubah dari waktu ke waktu akibat bertambahnya jumlah permintaan, perubahan keadaan, perubahan selera, dan pasar. Saat ini secara global dunia dihadapkan pada permasalahan krisis pangan dan energi. Jadi, sektor pertanian berpeluang untuk terus berkarya. Yang berarti sektor pertanian layak dikembangkan demi masa depan bangsa.


Berdasarkan potensinya, kekuatan yang menjadi pilar pembangunan Indonesia adalah sektor pertanian ditopang oleh riset, pengembangan, penerapan bioteknologi, serta memperluas dan memperkuat industri berbasis pertanian. Untuk ini, dibutuhkan generasi muda sebagai petani tangguh atau sarjana pertanian yang ulet dan terampil. Generasi muda dipersiapkan untuk menjadi pelaku wirausaha di berbagai bidang seperti produksi, penyedia sarana produksi, pemasaran hasil, agroindustri, seperti penanganan industri hulu hingga hilir, eksportir, konsultan pertanian, dan konsultan pangan.
Juga untuk menjadi pelaku dan penentu kebijakan di berbagai instansi terkait, seperti departemen, industri makanan dan minuman, perkebunan besar negara dan swasta, serta lembaga pendidikan. Kelompok penyuluh profesional diperlukan untuk mendampingi petani. Petani perlu dibina secara simultan dan profesional untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan manajerial, mendorong petani lebih profesional dan berorientasi pasar, meningkatkan kesadaran dan wawasan petani tentang agrobisnis dan agroindustri.

Pemerintah sebenarnya menyadari sektor pertanian adalah keunggulan kita. Pada tahun 2006, pemerintah memprioritaskan 10 komoditas untuk dikembangkan secara menyeluruh, lima di antaranya komoditas pertanian, yakni kakao, karet, kopi, udang, dan kelapa sawit. Tak kurang dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Kabinet Indonesia Bersatu di awal masa kerjanya, 2004, mengumumkan prioritas pembangunan, dengan urutan pertama sektor pertanian. Namun, banyak permasalahan kita tidak terlepas dari banyaknya kebijakan yang tidak berpihak pada petani dan sektor pertanian, seperti, harga jual dan pasar, ketersediaan dan harga saprotan (seperti pupuk), impor komoditas strategis, pajak ekspor progresif, infrastruktur, dan lain-lain. Apakah ini cukup signifikan berpengaruh terhadap penurunan minat generasi muda terhadap bidang pertanian?
Masa depan bangsa Indonesia ditentukan masa depan pertaniannya. Perlu kita ingat usaha-usaha di sektor ini sudah teruji pada masa krisis pada tahun 1997/1998. Dan sudah sejak dulu Indonesia merupakan negara agraris. Bukankah pada zaman penjajahan para saudagar dari daratan Eropa dan Asia datang ke Indonesia karena hasil bumi kita? Jangan sampai potensi sektor pertanian kita hanya dimanfaatkan dan dinikmati negara lain pada era globalisasi ini. Jangan sampai kita bukan hanya mengimpor produk pertanian, melainkan juga meng-impor ahli (sarjana) pertanian. Sarjana pertanian harus lebih banyak melakukan inovasi dan transformasi dalam bidangnya. Pendekatan konvensional yang selama ini terbukti kurang mampu menjaga ketersediaan pangan, sudah saatnya ditransformasikan ke pendekatan yang lebih modern.
Oleh karena itu, sudah selayaknya segenap komponen untuk saling berpartisipasi mengangkat kembali (revitalisasi) pertanian dan pendidikan pertanian di perguruan tinggi menjadi sebuah prioritas. Akan menjadi sangat ironis, jika sebuah negara agraris yang kaya dengan sumber daya alam, lahan, plasma nutfah dan sumber daya manusia, menjadi negara pengimport bahan pangan, menjadi pasar hasil pertanian negara lain, “dijajah negara lain“ dan menunggu belas kasihan negara lain.
Para pakar pertanian juga harus mampu memposisikan petani sebagai salah satu pelaku pasar yang memiliki nilai tinggi, tidak hanya sebatas sebagai produsen saja. Sepertinya tantangan yang dihadapi semakin berat karena generasi muda kurang berminat dengan bidang ini. Sekali lagi, masa depan sektor pertanian menantikan peran generasi muda sebagai petani tangguh atau sarjana pertanian yang ulet dan terampil, serta komitmen pemerintah sehingga kelak akan lahir kembali kejayaan pertanian di negeri agraris tercinta ini, insya Allah .........
sumber: http://damzflo.blogspot.co.id/2009/01/generasi-muda-dan-masa-depan-pertanian.html
Share:
Powered by Blogger.

Anda Adalah Pengunjung Ke:

Cari Judul yang Asyik

?max-results="+numposts4+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts23\"><\/script>");

Contact Form

Name

Email *

Message *

Stay Connected

Popular Posts

Labels